JAM  KERJA  SEKRETARIAT  GEREJA :       Selasa ~ Sabtu : 08.00 - 19.00,  Istirahat : 12.00 - 13.00            Minggu   : Pagi 07.00 - 10.00 , Sore 17.00 - 19.00.             LIBUR setiap Hari Senin dan Hari Libur Nasional           Telp : 6711509

Senin, 11 Februari 2013

PAUS BENEDIKTUS XVI MENGUNDURKAN DIRI

PAUS BENEDIKTUS XVI MENGUNDURKAN DIRI



Setelah berlangsung selama 600 tahun, Paus Benediktus XVI membuat kejutan besar “melawan tradisi” dalam sejarah Gereja Katolik: mengundurkan diri. Tradisi lama yang selama ini dipraktikkan Sejarah Gereja Katolik adalah Paus bertahta seumur hidup. Pergantian kekuasaan Tahta Suci Vatikan hanya akan terjadi kalau Paus meninggal dunia.
Namun Paus Benedictus XVI yang selama menjadi Prefectus Kongregasi Ajaran Iman dikenal sebagai konservatif menjaga benteng iman Gereja Katolik tiba-tiba saja membuat kejutan sejarah. Kardinal Joseph Ratzinger –nama asli Paus Benedictus XVI sebelum mengemban Tahta Suci Vatikan memang dikenal konservatif membela “kekayaan tradisi iman Gereja”.
Namun, Paus berdarah Jerman yang konon sangat konservatif ini tiba-tiba saja membuat kejutan sejarah yang membuat dunia tercengang: mengundurkan diri.

Selain pertanyaan besar mengapa Paus Benedictus XVI “berani” melawan tradisi sejarah Gereja yakni mengundurkan diri dari jabatan sebagai pemimpin Gereja Katolik Sedunia dan Uskup Roma, masih ada isu yang menarik. Yakni, mulai tanggal 28 Februari 2013 ini –seiring dengan mundurnya Paus Benedictus XV dari jabatannya sebagai Paus — maka dengan sendirinya kekuasaan Tahta Suci Vatikan “pindah” ke tangan orang lain.
Nah, siapa orang lain itu hingga kini masih belum muncul. Yang tentu saja dinantikan oleh dunia adalah konklaf — sidang pleno khusus para kardinal sedunia untuk memilih paus baru. Di Indonesia, hanya mantan Uskup Agung Jakarta Kardinal Julius Darmaatmadja SJ yang “berhak” mengikuti sidang konklaf ini.
Selama masa “vacuum of power” inilah, hari-hari penting selama konklaf berlangsung menjadi sorotan dunia. Lebih karena, konklaf ini berlangsung ketika Paus Benedictus XVI masih hidup dan menjadi “bagian” dalam proses sejarah memilih penggantinya itu.

KALAU pastur mengundurkan diri alias copot jubah, berbagai spekulasi pun akan senantiasa bermunculan. Jangan-jangan pastur itu kesrimpet jarik alias kecantol perempuan dan terjadi skandal hingga kemudian mengundurkan diri. Pun pula kalau ada frater atau bruder dan suster juga copot jubah. Maka serta-merta, orang pun akan dengan mudah menaruh syak wasangka: pasti kesrimpet jarik!
Tak harus selalu karena perkara kesrimpet jarik, pastur atau frater dan juga bruder atau suster akhirnya melepas jubahnya. Walau kadang kala, kasus-kasus khusus juga terjadi di dalam sejarah Gereja.
Tapi perkara itu tidak relevan untuk urusan Paus Benediktus XVI yang akhirnya memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Uskup Roma dan Paus – pemimpin Gereja Katolik Sedunia. Alasan pokok mengapa Paus sampai mengundurkan diri kali ini sangat-sangat jelas dan gamblang, yakni usia tua.
Dalam sebuah pernyataan resmi yang disampaikan Vatikan sebagaimana Paus sendiri mengatakannya, jelaslah alasan pokok hingga beliau memutuskan mundur. “Saya sudah sampai pada sebuah kesimpulan jelas bahwa kekuatan fisik saya di masa sepuh ini, rasanya sudah tidak memadai lagi untuk mengemban tugas kepausan secara memadai,” demikian kata Paus sebagaimana dilansir oleh AsiaNews edisi Senin (11 Februari 2013) petang ini.
Paus Benediktus XVI saat ini berusia 85 tahun. Beliau kelahiran 16 April 1927 dan menjadi paus ke-265 yang mengemban tugas suci sebagai pemegang kekuasaan Tahta Suci Vatikan. Nama aslinya Joseph Aloisius Ratzinger.

Berpidato mengucapkan salam perpisahan dan pengumuman mengundurkan diri dalam bahasa Latin, beginilah teks resmi berita pengunduran Paus Benediktus XVI. Pidato sambutan berikut pengumuman pengunduran diri ini terjadi saat berlangsung sidang kanonisasi (pembakuan gelar) atas beberapa martir suci di Otranto.

“Saudara-saudaraku yang tercinta:
“Saya ingin menyampaikan kabar ini kepada Anda sekalian: Para Anggota Sidang Pleno Kanonisasi; bukan hanya itu saja, melainkan juga menyampaikan kepada Anda sekalian sebuah keputusan mahapenting demi keberlanjutan Gereja Semesta. Setelah sekian lamanya menimbang-nimbang perkara ini di depan Tuhan dalam kanjang doa, akhirnya saya berkeyakinan bahwa kekuatan fisik saya –karena dimakan usia tua—rasanya tidak sanggup lagi untuk mengemban tugas kepemimpinan kepausan ini.”
“Saya sungguh meyakini bahwa tugas kerasulan ini –justru karena sifatnya sangat ilahi dan rohani, sudah sepantasnya dilakukan dan dihayati tidak hanya melalui kata-kata dan perbuatan. Lebih dari itu juga harus didasarkan pada hidup doa dan matiraga.”

“Namun dalam dunia yang sangat modern seperti sekarang ini dimana terjadi dengan sangat cepat berbagai perubahan dan ditandai dengan berbagai pertanyaan kritis dan gugatan atas penghayatan iman; juga demi menjaga roda pemerintahan Tahta Suci (Santo Petrus) dan mewartakan Kabar Gembira, sudah pastilah bahwa kekuatan pikiran dan fisik sangatlah penting”.
“Saya sendiri mengalami bahwa kekuatan fisik saya dalam beberapa bulan terakhir ini sangat menurun sedemikian rupa sehingga saya berkeyakinan bahwa dalam kondisi ini saya tidak mampu lagi mengemban tugas maha penting ini”.
“Atas alasan inilah dan menyadari semuanya itu dengan seksama dan penuh kebebasan, maka dari itu saya memberitahukan secara resmi kepada Sidang ini bahwa saya akan meletakkan jabatan sebagai Uskup Roma, penerus kekuasaan Tahta Suci yang dipercayakan kepada saya oleh Para Kardinal sejak 19 April 2005 sedemikian rupa sehingga datanglah saatnya yakni mulai tanggal 28 Februari 2013 pukul 20.00 (waktu Roma) maka Tahta Suci Vatikan akan mengalami masa-masa ‘vacuum of power’. Dan karena itu, sidang pertemuan konklaf untuk memilih Paus Baru harus segera dilaksanakan oleh mereka yang mendapat tugas dan kewenangan menjalankan ini.”

“Saudara-saudaraku semua: Saya mengucapkan banyak terima kasih atas pengabdian dan kerja kalian selama ini yang telah mendukung dan menyokong saya dalam tugas ini. Saya juga mohon maaf atas segala kelemahan manusiawi saya.”
“Sekarang, marilah kita semua memercayakan Gereja Semesta ini di tangan Tuhan Yesus Kristus sendiri dimana atas karunia Ibunda-Nya Maria, selalu menyertai dan menerangi para Kardinal untuk berkumpul dalam keheningan dan doa dalam rangka proses pemilihan paus baru selama konklaf berlangsung.”
“Mengenai diri saya sendiri, saya tiada henti akan selalu mengabdikan diri pada Gereja Yang Kudus untuk masa-masa mendatang melalui hidup bakti dan doa”.

Vatican City, 10 Februari 2013

Paus Benediktus XVI


telah diposting 11 Pebruari 2013 pada sesawi.net

Tidak ada komentar: