JAM  KERJA  SEKRETARIAT  GEREJA :       Selasa ~ Sabtu : 08.00 - 19.00,  Istirahat : 12.00 - 13.00            Minggu   : Pagi 07.00 - 10.00 , Sore 17.00 - 19.00.             LIBUR setiap Hari Senin dan Hari Libur Nasional           Telp : 6711509

Sabtu, 29 September 2012

RENUNGAN INJIL MINGGU BIASA XXVI B, 30 SEPTEMBER 2012

RENUNGAN INJIL MINGGU BIASA XXVI B, 30 SEPTEMBER 2012
(Mrk 9:38-43.45.47-48)


Rekan-rekan!
Suatu ketika Yohanes, salah seorang murid Yesus, bercerita kepada guru mereka bahwa mereka melihat orang yang mengeluarkan setan demi namanya. (Injil Minggu Biasa XXVI tahun B, Mrk 9:38-43.45.47-48) Langsung Yohanes mencegahnya mengingat orang itu bukan salah satu dari pengikut para murid Yesus. Murid ini berpendapat bahwa siapa saja yang mau menjalankan hal-hal yang baik mestinya bergabung dulu dengan kelompok yang sudah mapan seperti para murid terdekat tadi. Bukan sendiri-sendiri. Yohanes mengatakan "bukan pengikut kita". Terasa adanya pendapat bahwa mengikuti Yesus hanya dapat dijalani bersama dengan para murid-Nya. Seolah-olah mereka itu satu-satunya agen penyalur. Rupa-rupanya Yohanes berpikir dalam kerangka "keseragaman" dan tidak melihat nilai "keragaman" di antara para pengikut Yesus.

MENGIKUTI YESUS?
Minggu lalu kita dengar bahwa barangsiapa dapat menghargai orang yang belum bisa berkata telah berbuat banyak, yakni "anak kecil", sama dengan menerima Yesus sendiri, dan sebetulnya menerima Bapa-Nya yang mengutus-Nya (Mrk 9:36-37). Diajarkan-Nya bahwa mengikuti-Nya hendaknya tidak dipandang dari dengan besarnya jasa atau banyaknya sumbangan, melainkan dengan keluguan. Dalam petikan bagi hari Minggu ini, pokok mengenai menjadi pengikut Yesus tampil kembali. Apakah mengikut Yesus berarti mesti ikut di dalam kelompok murid-murid-Nya? Sebuah pertanyaan yang sulit dijawab, apalagi bila kelompok murid Yesus kita samakan dengan Gereja.

Sabtu, 22 September 2012

RENUNGAN INJIL MINGGU BIASA XXV B, 23 SEPTEMBER 2012

RENUNGAN INJIL MINGGU BIASA XXV B, 23 SEPTEMBER 2012 (Mrk 9:30-37)

Rekan-rekan!
Injil bagi hari Minggu Biasa XXV tahun B kali ini (Mrk 9:30-37) memuat pernyataan Yesus yang kedua kalinya kepada murid-murid-Nya mengenai kesengsaraan, salib, serta kebangkitan-Nya. Sesudah itu, Ia juga memberi pengajaran agar dalam mengikuti-Nya para murid tidak berpamrih bakal mendapat kedudukan. Sebelum mendalami pengajaran ini, marilah ditengok sejenak maksud serta makna pemberitahuan mengenai sengsara tadi bagi komunitas para murid waktu itu.

PERNYATAAN MENGENAI KESENGSARAAN
Walaupun diakui sebagai Mesias oleh orang-orang yang paling dekat dengan-Nya, Yesus lebih memahami diri-Nya sebagai Anak Manusia. Ia bahkan menegaskan bahwa diri-Nya akan ditolak, disalibkan, tetapi akan dibangkitkan. (Lihat ulasan Injil Minggu lalu, Mrk 8:27-35). Pernyataan ini muncul sampai tiga kali dalam Injil Markus, Matius dan Lukas.