Perawan dalam Hidup Bakti
922. Sejak zaman para Rasul Tuhan telah memanggil perawan-perawan Kristen, untuk mengikat diri kepada-Nya secara tidak terbagi, dalam kebebasan hati, tubuh dan roh yang lebih besar
923. Ada "kelompok perawan, yang menyatakan cita-cita suci untuk mengikuti Kristus secara lebih dekat, ditahbiskan oleh Uskup diosesan dengan upacara liturgi yang sudah disahkan, secara mistik dipersuntingkan dengan Kristus Putera Allah serta dibaktikan bagi pelayanan Gereja." (CIC, can. 604, ? 1). Oleh ritus penahbisan perawan yang meriah ini, "perawan ini menjadi pribadi yang ditahbiskan kepada Allah, suatu tanda yang menunjukkan cinta Gereja kepada Kristus dan suatu lambang tentang mempelai surgawi pada akhir zaman dan kehidupan yang akan datang (OCV praenotanda 1).
924. Status para perawan mendekati bentuk-bentuk hidup bakti yang lain. Ia mewajibkan wanita di dunia (ataupun suster) untuk hidup sesuai dengan statusnya, dengan karisma yang dianugerahkan kepadanya, untuk berdoa, bersilih, untuk melayani saudara dan saudarinya dan untuk merasul
Kehidupan Membiara
925. Kehidupan membiara muncul dalam abad-abad pertama kekristenan di Timur Tengah
926. Kehidupan membiara termasuk misteri Gereja. Ia adalah satu karunia, yang Gereja terima dari Tuhannya dan yang ia serahkan kepada orang beriman, yang dipanggil dalam ikrar nasihat-nasihat Injil, sebagai bentuk kehidupan tetap. Dengan demikian Gereja dapat memberi kesaksian tentang Kristus dan mengenal diri sebagai mempelai Penebus. Kehidupan membiara dalam berbagai bentuknya harus menyatakan cinta Allah dalam bahasa zaman kita.
927. Semua biarawan-biarawati merupakan rekan kerja Uskup diosesan dalam tugasnya sebagai gembala
dikutip dari Katekismus Gereja Katolik 'KGK 1Thn'