JAM  KERJA  SEKRETARIAT  GEREJA :       Selasa ~ Sabtu : 08.00 - 19.00,  Istirahat : 12.00 - 13.00            Minggu   : Pagi 07.00 - 10.00 , Sore 17.00 - 19.00.             LIBUR setiap Hari Senin dan Hari Libur Nasional           Telp : 6711509

Kamis, 30 Mei 2013

HARI 162 KGK

Hari   162   KGK

Bab  II.
PERAYAAN SAKRAMENTAL MISTERI PASKA

1135.  Katekese mengenai liturgi menuntut pertama-tama pengertian tentang susunan dasar Sakramen (Bab I). Dalam terang ini menjadi nyatalah sifat baru dari perayaan. Karena itu dalam bab ini dibicarakan tentang perayaan Sakramen-sakramen Gereja. Dijelaskan apa yang - di dalam semua tradisi liturgi yang berbeda-beda - dimiliki bersama oleh ketujuh Sakramen itu. Yang khusus di setiap Sakramen akan dijelaskan kemudian. Katekese dasar mengenai liturgi, Sakramen-sakramen ini menjawab pertanyaan-pertanyaan pertama, yang diajukan kaum beriman dalam hubungan dengan ini :

  • Siapa merayakan liturgi?
  • Bagaimana ia dirayakan?
  • Bilamana ia dirayakan?
  • Di mana ia dirayakan?


Artikel 3.  MERAYAKAN LITURGI GEREJA

I.   Siapa Merayakan Liturgi?

1136.  Liturgi adalah suatu "kegiatan" dari "Kristus paripurna [Christus totus]" Liturgi surgawi dirayakan mereka, yang sudah berada di seberang dunia tanda-tanda. Di sana liturgi sudah merupakan persekutuan dan pesta dalam cara yang sempurna. lihat juga no. 795, 1090

Roh Kudus Menghadirkan Misteri Kristus

1137.  Wahyu santo Yohanes, yang dibacakan dalam liturgi Gereja, menyatakan pertama-tama: "Sebuah takhta terdiri di surga, dan di takhta itu duduk Seorang (Why 4:2): Allah "Tuhan" (Yes 6:1) Bdk. Yeh 1:26-28.. Lalu santo Yohanes melihat Anak Domba, yang kelihatan seperti "telah disembelih"(Why 5:6)Bdk. Yoh 1:29.; itulah Kristus yang disalib dan bangkit, Imam Agung satu-satunya pada tempat kudus yang benar Bdk. misalnya Ibr 4:14-15; 10:19-21., yang serentak "berkurban dan dikurbankan, mempersembahkan dan dipersembahkan" (Liturgi santo Yohanes Krisostomus, Doa Syukur Agung). Akhirnya tampaklah "sungai air kehidupan, yang... mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta anak Domba" (Why 22:1) - salah satu lambang terindah untuk Roh Kudus Bdk. Yoh 4:10-14; Why 21:6.. lihat juga no. 2642, 662

1138.  Dalam pelayanan pemujaan Allah dan dalam penyelesaian rencana-Nya, turut serta semua orang yang dihimpun kembali di bawah Kristus sebagai Kepala : kekuatan-kekuatan surgawi Bdk. Why 4-5; Yes 6:2-3., seluruh ciptaan (di dalam buku Wahyu dinyatakan oleh empat makhluk hidup), pelayan Perjanjian Lama dan Baru (kedua puluh empat tua-tua), umat Allah yang baru (seratus empat puluh empat ribu Bdk. Why 7:1-8; 14:1.), terutama mereka yang telah dibunuh demi Sabda Allah Bdk. Why 6:9-11., dan Bunda Allah yang kudus (wanita Bdk. Why 12., mempelai Anak Domba Bdk. Why 21:9.), dan akhirnya "suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa" (Why 7:9). lihat juga no. 335, 1370

1139.  Roh dan Gereja menyanggupkan kita mengambil bagian dalam liturgi abadi ini, apabila kita merayakan misteri keselamatan dalam Sakramen-sakramen.

Siapa Merayakan Liturgi Sakramen-sakramen ?

1140.  Seluruh jemaat, Tubuh yang bersatu dengan Kristus, Kepalanya, merayakannya. "Upacara-upacara liturgi bukanlah tindakan perorangan, melainkan perayaan Gereja sebagai Sakramen kesatuan, yakni umat kudus yang berhimpun dan diatur di bawah para Uskup. Maka upacara-upacara itu menyangkut seluruh Tubuh Gereja dan menampakkan serta mempengaruhinya; sedangkan masing-masing anggota disentuhnya secara berlain-lainan, menurut keanekaan tingkatan, tugas, serta keikutsertaan aktual mereka" (SC 26). Karena itu berlakulah: "Setiap kali suatu upacara, menurut hakikatnya yang khas, diselenggarakan sebagai perayaan bersama, dengan dihadiri banyak umat yang ikut serta secara aktif, hendaknya ditandaskan, agar bentuk itu sedapat mungkin diutamakan terhadap upacara perseorangan yang seolah-olah bersifat pribadi" (SC 27). lihat juga no. 752, 1348, 1372

1141.  Jemaat yang merayakan adalah persekutuan orang yang dibaptis, yang "karena kelahiran kembali dan pengurapan Roh Kudus disucikan menjadi kediaman rohani dan imamat suci, untuk sebagai orang kristiani... mempersembahkan kurban rohani" (LG 10). "Imamat bersama" ini adalah imamat Kristus, imam satu-satunya, dalamnya semua anggota-Nya mengambil bagian Bdk. LG 10; 34; PO 2..

"Bunda Gereja sangat menginginkan, supaya semua orang beriman dibimbing ke arah keikutsertaan yang sepenuhnya, sadar dan aktif dalam perayaan-perayaan liturgi. Keikutsertaan seperti itu dituntut oleh hakikat liturgi sendiri, dan berdasarkan Baptis merupakan hak serta kewajiban Umat kristiani sebagai 'bangsa terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, Umat kepunyaan Allah sendiri' (1 Ptr 2:9) Bdk. 1 Ptr 2:4-5. " (SC 14).
lihat juga no. 1120, 1268

1142.  Tetapi "tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama" (Rm 12:4). Beberapa anggota dipanggil oleh Allah di dalam dan melalui Gereja untuk pelayanan khusus bagi jemaat. Pelayan-pelayan ini dipilih dan ditahbiskan melalui Sakiamen Tahbisan. Dengan itu, Roh Kudus memungkinkan mereka supaya bertindak atas nama pribadi Kristus, Kepala, untuk melayani semua anggota Gereja Bdk. PO 2 dan 15.. Pejabat tertahbis adalah bagaikan "ikon" Kristus, Imam. Dalam Ekaristi, Sakramen Gereja tampil sepenuhnya; karena itu jabatan Uskup mendapat perwujudannya yang istimewa kalau ia memimpin perayaan Ekaristi dan dalam persekutuan dengan dia, jabatan para imam dan diaken. lihat juga no. 1549, 1561

1143.  Masih ada lagi pelayan-pelayan khusus lain untuk melayani imamat bersama para umat beriman. Yang ditugaskan untuk itu tidak menerima Sakramen Tahbisan; tugas mereka ditentukan oleh Uskup sesuai dengan tradisi liturgi dan kebutuhan pastoral. "Juga para pelayan misa (putera altar), lektor, para komentator, dan anggota paduan suara, benar-benar menjalankan pelayanan liturgis" (SC 29). lihat juga no. 903, 1672

1144.  Dengan demikian waktu perayaan Sakramen-sakramen, seluruh himpunan adalah "selebran" [yang merayakan], setiap orang sesuai dengan tugasnya, tetapi dalam "kesatuan roh", yang bekerja di dalam semua mereka. "Pada perayaan-perayaan liturgi setiap anggota, entah pejabat entah umat, hendaknya dalam menunaikan tugas hanya menjalankan, dan melakukan seutuhnya, apa yang menjadi peranannya menurut hakikat perayaan serta kaidah-kaidah liturgi" (SC 28).



Sumber bahan dari KGK Ekaristi.org