JAM  KERJA  SEKRETARIAT  GEREJA :       Selasa ~ Sabtu : 08.00 - 19.00,  Istirahat : 12.00 - 13.00            Minggu   : Pagi 07.00 - 10.00 , Sore 17.00 - 19.00.             LIBUR setiap Hari Senin dan Hari Libur Nasional           Telp : 6711509

Rabu, 21 November 2012

SARASEHAN HUBUNGAN ANTAR AGAMA DAN KEPERCAYAAN


Sarasehan
Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan



Melengkapi kegiatan sebelumnya yang diadakan di Aula SDK Sang Timur Semarang, Tim Kerja HAK paroki mengadakan acara Sarasehan Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan di Bangsal Pastoran GSP pada hari Selasa, 23 Oktober 2012. Menjadi pembicara pada malam itu Ketua Komisi HAK Keuskupan Agung Semarang, Rm. Aloysius Budi Purnomo, Pr yang berbagi pengalaman dan menjelaskan tentang pengejawantahan hubungan antar agama dan kepercayaan di Indonesia khususnya.
Pada kesempatan itu Romo Budi mengaitkan masalah hubungan / relasi baik antar agama dan kepercayaan dengan Tahun Iman yang dicanangkan tahun ini oleh Bapa Suci Benediktus XVI. Seperti diketahui bahwa Tahun Iman diselenggarakan untuk memperingati sebuah peristiwa penting dalam perjalanan Gereja Katolik Roma, yaitu Konsili Vatikan ke II, yang menelurkan salah satu pandangan Gereja yang baru mengenai jalan keselamatan bagi manusia. Pandangan baru itu melihat, mengakui ’adanya keselamatan’ di luar Gereja.
Pandangan ini menjadi acuan dalam membina hubungan harmoni diantara sekian banyak agama dan kepercayaan di dunia, khususnya di Indonesia, dan menjadi sarana umat Katolik untuk berani terbuka dan membuka diri kepada orang lain yang berkehendak baik, dengan tetap mempertahankan jatidiri sebagai Katolik.
Dikatakan pula bahwa kejadian-kejadian gesekan yang belakangan marak terjadi di negeri kita ini lebih dikarenakan faktor politis (akibat peninggalan sejarah penjajahan) dan pandangan ekstrim sempit yang dipahami oleh sekelompok kecil masyarakat. Diakui bahwa sebenarnya masih banyak kelompok masyarakat yang menghendaki kerukunan hidup bersama, namun kurang berani mengambil sikap terbuka. Masih banyak pula pandangan minor atas kelompok tertentu dari umat Katolik, sehingga timbul keengganan untuk berbaur.
Melalui beberapa tanya jawab, peserta sarasehan memperoleh beberapa masukan berharga, dan disadarkan bahwa selama ini kita banyak melakukan hal yang lebih mengacu kepada intoleransi yang bersifat pribadi. Dijelaskan pula mengenai sikap-sikap apa yang pantas kita ambil dalam hal ini dengan tidak melupakan apalagi menghilangkan jatidiri kita sendiri sebagai Katolik.
Melalui beberapa rekaman gambar, beliau menunjukkan bahwa pada dasarnya semua manusia di dunia ini merasa senang, gembira dan bahagia dapat berhubungan baik dengan sesama nya.
Acara yang sedianya dimulai pukul 19.00 itu terpaksa molor hingga pukul 19.30, karena peserta yang belum nampak hadir, bahkan yang lucu Romo Budi selaku pembicara telah hadir 10 menit sebelum jadwal, mendapati Bangsal Pastoran yang masih melompong.


KomSos

Tidak ada komentar: