JAM  KERJA  SEKRETARIAT  GEREJA :       Selasa ~ Sabtu : 08.00 - 19.00,  Istirahat : 12.00 - 13.00            Minggu   : Pagi 07.00 - 10.00 , Sore 17.00 - 19.00.             LIBUR setiap Hari Senin dan Hari Libur Nasional           Telp : 6711509

Kamis, 12 Februari 2009

KESABARAN

Berbicara tentang sabar atau kesabaran maka ada beberapa *tag word*
[kata kunci] yang berkaitan.

Pertama, berkaitan dengan kata 'waktu'. Kesabaran ada kaitan erat dengan soal waktu. Panjang sabar artinya waktu meledak untuk marah itu agak panjang. Kalau marahnya meledak seperti mercon maka wataknya
tentulah bukan penyabar.

Kedua, berkaitan dengan kata 'hasil'. Hubungan 'hasil dan waktu' ialah kecepatan. Orang menuntut hasil yang cepat. Ternyata hasilnya lama, agak lama, bahkan amat lama, sehingga orang kecewa. Dari kecewa berubah
menjadi marah. Sekarang ini banyak orang mengidap penyakit modern "instantisme" . Apa-apa harus cepat. Apa-apa harus segera jadi. Apa-apa harus serba kilat.

Orang tidak sabar untuk antri. Nanti keburu habis dan tidak kebagian. Maka orang lalu main serobot. Orang main potong kompas. Orang tidak sabar mau cepat sampai ke rumah dan istirahat. Maka cari jalan tikus. Atau main
serobot memotong *zigzag* jalan orang.

Orang tidak sabar dan mau cepat kaya. Dari hasil gaji sampai tua juga tidak bakalan kaya. Maka orang tergoda mencari jalan pintas. Jatuh ke dalam KKN dan korupsi. Orang tidak sabar mau cepat pintar. Maka anak diberi les
tambahan. Otaknya dijejal terus dengan berbagai les. Akhirnya anaknya jatuh stress berat. Kurang waktu untuk bermain dan hiburan. Dan akhirnya jadi generasi tidak sabaran. Bahkan jadi generasi pemarah. Lalu main tawuran, baik anak sekolah menengah maupun setelah jadi mahasiswa.

Orang tidak sabaran untuk segera mendapat gelar. Tetapi malas belajar berlama-lama. Maka orang lalu membeli ijazah. Gelar strata satu, dua atau tiga dari dalam maupun luar negeri dapat saja dibeli. Asalkan ia
mampu menyediakan sejumlah besar uang yang diminta untuk itu stock ijazah selalu tersedia.

Ketiga, berkaitan dengan kata 'stress' dan '*stressor*' . Orang meledak amarahnya karena jumlah *stressor *sedikit saja sudah mencapai ambang batas kesabarannya. *Stressor* itu unsur apa saja yang membuat orang
menjadi stress dan meledak amarahnya. Ada yang dengan lima stressor baru marah. Ada yang bisa tahan belasan stressor. Tetapi ada yang tidak mampu menahan bahkan dua atau tiga stressor sekalipun. Tambah satu lagi stressor pastilah meletus mercon amarahnya.

Keempat, berkaitan dengan kata 'kasih'. Kuli yang mengangkut beras di pelabuhan atau gudang cepat lelah. Dan kalau sudah lelah juga cepat menjadi marah. Tetapi seorang ibu yang menggendong anaknya sepanjang hari
tidak marah. Bebannya berat juga tetapi ia tidak marah. Mengapa? Karena ia sayang kepada anaknya. Bobot anaknya tidak dirasakan sebagai beban. Ia fokus pada rasa sayangnya. Ia tidak fokus pada masalah bobot anak yang digendongnya.

Kelima, berkaitan dengan 'kepuasan'. Orang suka menuntut kesempurnaan dari orang lain. Salah sedikit saja bisa membuatnya marah-marah. Ada ibu yang marah terus kepada suami dan anak-anaknya karena kalau habis mandi gayung air tidak ditengkurapkan di bibir bak. Ada yang membiarkan gayung mengambang seperti perahu. Ada pula yang marah-marah karena suami meletakkan sisir tidak pada tempatnya.

Kenapa marah? Karena "berantakan" , katanya. Apanya yang berantakan?
Karena menempatkan barang tidak pada tempatnya. Orang lalu bersikap perfeksionis.
Semua dituntut sempurna. Harus selalu tertata rapi dan sempurna. Ada sampah sedikit marah. Ada koran berantakan marah. Ada gelas minum tergeletak sembarangan marah.

Lalu bagaimana caranya harus melatih kesabaran? Ada orang yang sarafnya korsleting. Data yang masuk tidak keburu masuk dulu ke *neokorteks* . Tetapi langsung nyelonong ke *amygdala*. Terjadi *korsleting* . Untuk yang
pemarah semacam ini memang perlu obat darah tinggi. Obat hipertensi.

Jadi keenam, kata sabar dan marah ada hubungannya dengan kata 'syaraf' dan 'darah'.

Ketujuh kata sabar ada kaitannya dengan kata 'nilai'. Bagi yang sarafnya normal, atau tekanan darahnya normal, lain lagi ceritanya. Sabar itu suatu nilai moral. Tidak semua orang menganutnya. Jika orang tidak mengadopsi
nilai kesabaran maka terjadi sebaliknya. Orang jadi pendek sabar alias pemarah. Jangan dikata hanya soal awam biasa. Yang namanya ulama atau rohaniwan juga banyak yang pemarah. Mukanya berkerut terus. Tidak
pernah damai. Apalagi memancarkan sukacita.

Kedelapan, kata sabar ada kaitannya dengan kata 'rahmat'. Jika kita tidak memiliki kesabaran, bagaimana kita bisa sabar terhadap orang lain. Lha terhadap diri sendiri saja tidak sabar. Misalnya, makan saja tidak sabar. Makan terburu-buru. Mengisi perut tidak ada bedanya dengan mengisi tangki bensin saja. Makanan tidak dikunyah sempurna. Tidak dinikmati citra rasanya.

Mandi saja tidak sabar, mandi tak ubahnya seperti menyiram tanaman.
Asal basah dan adem ya sudah.

Berdoa juga tidak sabaran. Berdoa seperti menembakkan meriam kata-kata yang ditujukan untuk menggempur gerbang sorga. Lima menit berdoa langsung*blek *tidur dan ngorok.

Bila kita memandang kesabaran sebagai suatu rahmat maka kita seyogianya memohon kepada Tuhan agar diberi karunia kesabaran. Karena kasih itu katanya panjang sabar, maka kita juga mohon karunia kasih.
Orang tidak bisa memberi apa yang ia sendiri tidak punya. *Nemo dat quod non habet. Nobody gives anything he/she doesn't have.* Orang tidak bisa memberi nasi kepada pengemis bila di dapurnya sendiri ia tidak mampu lagi menanak nasi.

Karena Allah adalah sumber segala kasih maka manusia harus memohon agar diberikan karunia kasih [dan karena itu dapat pula bonusnya, hadiah kesabaran] dari Allah sendiri.

Kesembilan, karena itu kata sabar akhirnya ada kaitannya dengan kata 'doa'.

Kesimpulannya, kalau kita kurang memiliki kesabaran, atau kekurangan kasih,
mungkin alasan terpenting ialah karena kita kurang berdoa. Atau kita berdoa juga. Tetapi kita terlalu sibuk minta ini itu. Sibuk memohon materi atau fasilitas lainnya. Tetapi kurang bersungguh hati memohon karunia kasih.
Mungkin begitu lho. Bagaimanapun, ini baru merupakan suatu opini belaka.


Sumber : Milis KAS (milis-KAS@yahoogroups.com)

[JS]

Tidak ada komentar: