JAM  KERJA  SEKRETARIAT  GEREJA :       Selasa ~ Sabtu : 08.00 - 19.00,  Istirahat : 12.00 - 13.00            Minggu   : Pagi 07.00 - 10.00 , Sore 17.00 - 19.00.             LIBUR setiap Hari Senin dan Hari Libur Nasional           Telp : 6711509

Jumat, 06 Februari 2009

Kerajaan Allah harus diusahakan

Kerajaan Allah harus diusahakan

Seorang wanita bermimpi masuk ke sebuah toko baru di pasar, dan terkejut, menemukan Tuhan di belakang toko. "Engkau menjual apa di sini?" ia bertanya. "Apa saja yang menjadi keinginan hatimu," kata Tuhan. Hampir tak berani percaya apa yang didengarnya, wanita itu memutuskan minta hal-hal paling baik, yang dapat diinginkan seorang manusia. "Aku minta ketenteraman hati dan cinta dan bahagia dan bijaksana dan bebas dari sakit." katanya, lalu sebagai pikiran kemudian ditambahkan, "Tidak hanya untuk saya. Untuk semua orang di dunia." Tuhan tersenyum. "Kukira, engkau menafsirkan aku salah, nak," kata-Nya. "Kami tidak menjual buah di sini. Hanya benih." (Dikutip dari buku Sang Katak1, Anthony de Mello SJ)

Hidup bahagia tidak datang secara instant, butuh usaha untuk mendapatkannya. Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang kemudian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.

Injil hari ini berbicara tentang usaha manusia untuk bisa masuk Kerajaan Allah.
26Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah,
Mengapa Yesus memilih benih? Benih itu berbentuk kecil, walau dia kecil tetapi didalam benih itu ada banyak aspek kehidupan yang terkandung di dalamnya.. Kitapun seperti itu sekecil apapun kita, Allah memperhitungkan kita untuk tetap layak masuk dalam Kerajaan-Nya.
27lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi,
Mengapa tunas? Tunas adalah lambang kehidupan. Dimana muncul tunas di situ pasti ada kehidupan yang sedang berlangsung. Orang yang ingin masuk Kerajaan Allah harus menampakan adanya kehidupan. Hatinya hidup ketika melihat penderitaan orang-lain. Bukankah orang matipun mempunyai harapan akan kehidupan selanjutnya. Sangat aneh bila orang hidup sudah tidak menampakan adanya kehidupan. Ciri-ciri orang yang tidak menampakkan kehidupan adalah orang yang mulai mati rasa akan kejadian disekelilingnya. Apapun yang terjadi ia tidak merasa harus peduli dengan sekitarnya, Lue-lue, Gue-gue. Egp. Emang gue pikirin. Ini adalah ungkapan orang yang mulai mati rasa.
28Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.
Buah melambangkan hasil. Sebelum sampai pada buah harus ada proses dulu, mula-mula tangkainya, tangkai adalah penghubung dari batang ke buahnya. Suatu pertumbuhan untuk mencapai hasil harus melalui penghubungnya, yaitu usaha, kerja keras, pengorbanan. Tanpa usaha, pengorbanan, kerja keras, kita tidak akan layak masuk dalam Kerajaan Allah.
kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. Untuk bisa layak masuk dalam Kerajaan Allah kita tidak bisa hanya sekali berkorban, kita harus mengumpulkan butir-butir pengorbanan kita agar nampak seperti bulir, dan akhirnya terpadatkan menjadi buah, sehingga kita bisa diperhitungkan masuk dalam Kerajaan Allah.
29Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba."
Apakah teks ini berbicara tentang akhir jaman? Dimana kita akan berhadapan dengan pengadilan dan keputusan bahwa kita layak masuk dalam Kerajaan Allah atau tidak? Saya kira teks ini juga berbicara bahwa kita bisa mulai menikmati Kerajaan Allah ketika kita masih di dunia. Akan tiba saatnya, kerja keras, pengorbanan, buah-buahnya akan kita rasakan ketika kita masih di dunia. Bukankah di mana ada kedamaian, di situlah kita merasakan Kerajaan Allah? Ingatlah Doa Bapa Kami: ....datanglah Kerajaan-Mu, di atas Bumi seperti di dalam Surga...

Saudara, mengalami Kerajaan Allah tidak perlulah kita menunggu sampai kita mati baru merasakan, Kerajaan Allah itu sudah bisa dirasakan ketika kita saling memberikan buah yang menghidupkan. Saudara, apakah kehadiran kita membuat orang-lain banyak kali tersenyum seperti layaknya menikmati buah manis, segar, terpuaskan? Atau kehadiran kita membuat orang-lain berkerut, mengernyit menahan tajamnya asam dari kata-kata dan perilaku kita bahkan meludah karena pahit dan tak ingin bertemu kita lagi? Semoga Injil hari ini bisa mengubah kita menjadi lebih baik.
Semoga.
Jansi
(dari Milis KAS)

Tidak ada komentar: