JAM  KERJA  SEKRETARIAT  GEREJA :       Selasa ~ Sabtu : 08.00 - 19.00,  Istirahat : 12.00 - 13.00            Minggu   : Pagi 07.00 - 10.00 , Sore 17.00 - 19.00.             LIBUR setiap Hari Senin dan Hari Libur Nasional           Telp : 6711509

Selasa, 18 Desember 2012

Hari 68 KGK

Hari  68

Artikel 3.
"YESUS KRISTUS : DIKANDUNG DARI ROH KUDUS DILAHIRKAN OLEH PERAWAN MARIA"

Pasal 1.  PUTERA ALLAH TELAH MENJADI MANUSIA

I.  Mengapa Sabda Menjadi Manusia?

456.  Kita menjawab, dengan mengakui bersama Syahadat Nisea-Konstantinopel: "Ia turun dari surga untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita, menjadi daging oleh Roh Kudus dari Perawan Maria dan menjadi manusia".

457.  Sabda menjadi manusia, untuk mendamaikan kita dengan Allah dan dengan demikian menyelamatkan kita: Allah "telah mengasihi kita dan telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita" (1 Yoh 4:10). Kita tahu bahwa "Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juru Selamat dunia" (1 Yoh 4:14), bahwa "Ia telah menyatakan Diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa" (1 Yoh 3:5):

"Kodrat kita yang sakit membutuhkan dokter; manusia yang jatuh membutuhkan orang yang mengangkatnya kembali; yang kehilangan kehidupan membutuhkan seorang yang memberi hidup; yang kehilangan hubungan dengan yang baik membutuhkan seorang yang membawanya kembali kepada yang baik; yang tinggal dalam kegelapan merindukan kedatangan sinar; yang tertawan merindukan seorang penyelamat, yang terbelenggu seorang pelepas, yang tertekan di bawah kuk perhambaan memerlukan seorang pembebas. Bukankah itu hal-hal yang cukup berarti dan penting untuk menggerakkan Allah, sehingga Ia turun bagaikan seorang dokter yang mengunjungi kodrat manusiawi, setelah umat manusia terjerat dalam situasi yang sangat menyedihkan dan memprihatinkan" (Gregorius dari Nisa or.catech. 14).

458.  Sabda sudah menjadi manusia, supaya dengan demikian kita mengenal cinta Allah: "Kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dunia, supaya kita hidup oleh-Nya" (1 Yoh 4:9). "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yoh 3:16).

459.  Sabda menjadi manusia, untuk menjadi contoh kekudusan bagi kita: "Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku" (Mat 11:29). "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Yoh 14:6). Dan di atas gunung transfigurasi, Bapa memerintah: "Dengarkanlah Dia" (Mrk 9:7) Bdk. Ul 6:4-5.. Yesus adalah gambaran inti dari sabda bahagia dan norma hukum yang baru: "Supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu" (Yoh 15:12). Kasih ini menuntut penyerahan diri sendiri, dengan mengikutinya Bdk. Mrk 9:34..

460.  Sabda menjadi manusia, supaya kita "mengambil bagian dalam kodrat ilahi" (2 Ptr 1:4): "Untuk itulah Sabda Allah menjadi manusia, dan Anak Allah menjadi anak manusia, supaya manusia menerima Sabda dalam dirinya, dan sebagai anak angkat, menjadi anak Allah" (Ireneus, haer. 3,19,1). Sabda Allah "menjadi manusia, supaya kita di-ilahi-kan" (Atanasius, inc. 54,3). "Karena Putera Allah yang tunggal hendak memberi kepada kita bagian dalam ke-Allah-an-Nya, Ia menerima kodrat kita, menjadi manusia, supaya mengilahikan manusia" (Tomas Aqu., opusc. 57 in festo Corp. Chr. 1).

II. Penjelmaan Menjadi Manusia

461.  Dengan menggunakan ungkapan santo Yohanes ("Verbum caro factum est - Sabda telah menjadi daging": Yoh 1:14) Gereja menggunakan istilah "inkarnasi" [menjadi daging] untuk peristiwa Putera Allah mengambil kodrat manusiawi, supaya dengan demikian dapat melaksanakan keselamatan kita. Dalam satu madah yang dikutip oleh santo Paulus, Gereja memuji rahasia inkarnasi itu:

"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, tetapi telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib" (Flp 2:5-8) Bdk. LH, Kidung Ibadat Sore I Hari Minggu..

462.  Surat kepada umat Ibrani berbicara tentang misteri yang sama:

"Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: 'Kurban dan persembahan tidak Engkau kehendaki - tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku -. Kepada kurban bakaran dan kurban penghapus dosa Engkau tidak berkenan. Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang... untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku' " (Ibr 10:5-7; dengan mengutip Mzm 40:7-9 LXX).

463.  Kepercayaan akan penjelmaan Putera Allah menjadi manusia adalah tanda pengenal iman Kristen yang paling khas: "Demikianlah kita mengenal Roh Allah: Setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah" (1 Yoh 4:2). Itulah sejak awal mula keyakinan Gereja yang menggembirakan. Gereja menyanyikan "Sungguh agunglah rahasia ibadah kita": "Ia telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia" (1 Tim 3:16).

dikutip dari Katekismus Gereja Katolik 'KGK 1Thn'