JAM  KERJA  SEKRETARIAT  GEREJA :       Selasa ~ Sabtu : 08.00 - 19.00,  Istirahat : 12.00 - 13.00            Minggu   : Pagi 07.00 - 10.00 , Sore 17.00 - 19.00.             LIBUR setiap Hari Senin dan Hari Libur Nasional           Telp : 6711509

Sabtu, 01 Desember 2012

Hari 47 KGK

Hari  47


Penyelenggaraan dan Skandal Kejahatan

309.  Tetapi apabila Allah, Bapa yang maha kuasa, Pencipta suatu dunia yang teratur, dan baik, memperhatikan semua makhluk-Nya, mengapa lalu ada yang jahat? Tiap jawaban yang terburu-buru atas pertanyaan yang mendesak dan tak terelakkan, yang menyakitkan dan yang penuh rahasia ini, akan tidak memuaskan. Iman Kristen secara menyeluruh adalah jawaban atas pertanyaan ini: keadaan baik ciptaan, drama dosa, cinta Allah yang sabar, yang mendekati manusia. Ia melakukan ini melalui perjanjian-perjanjian-Nya, melalui penjelmaan Putera-Nya menjadi manusia yang menyelamatkan dan melalui anugerah Roh; Ia melakukan ini dengan mengumpulkan Gereja dan melalui kekuatan Sakramen; akhirnya Ia melakukan itu melalui panggilan menuju kehidupan yang membahagiakan. Makhluk yang bebas sejak awal sudah diundang supaya menerima panggilan ini. Tetapi mereka juga dapat menolaknya sejak awal, dan itulah misteri yang mengerikan. Tidak ada satu unsur pewartaan Kristen, yang tidak merupakan jawaban atas masalah kejahatan.

310.  Tetapi mengapa Allah tidak menciptakan satu dunia yang sedemikian sempurna, sehingga tidak mungkin ada unsur jahat di dalamnya. Dalam kuasa-Nya yang tidak terbatas Allah dapat saja menciptakan sesuatu yang lebih baik Bdk. Tomas Aqu., s.th. 1,25,6.. Tetapi dalam kebijaksanaan dan kebaikan-Nya yang tidak terbatas Allah, karena kehendak bebas-Nya, ingin menciptakan satu dunia yang berada "di jalan" menuju kesempurnaannya yang terakhir. Menurut rencana Allah proses perkembangan ini membawa bersama dengan munculnya bentuk keberadaan tertentu juga hilangnya bentuk keberadaan yang lain, bersama dengan yang sempurna juga yang kurang sempurna, bersama dengan pembangunan juga pembongkaran dalam alam. Maka selama ciptaan belum sampai kepada penyelesaian, akan ada kebobrokan fisik di samping kebaikan fisik Bdk. Tomas Aqu., s.gent. 3,71..

311.  Para malaikat dan manusia, ciptaan yang berakal budi dan bebas, harus menyongsong tujuannya terakhir dengan kehendak bebas dan mengutamakan tujuan itu karena cinta. Karena itu mereka juga dapat menyimpang dari jalan dan dalam kenyataannya sudah berdosa. Demikianlah kejahatan moral, yang jauh lebih buruk daripada kebobrokan fisik, masuk ke dalam dunia. Bagaimanapun juga, baik langsung maupun tidak langsung, Allah bukanlah sebab kejahatan moral Bdk. Agustinus, lib. 1,1,1; Tomas Aqu. s.th. 1-2,79,1.. Namun Ia membiarkannya terjadi karena Ia menghormati kebebasan makhluk-Nya, dan dengan cara yang penuh rahasia Ia tahu menghasilkan yang baik darinya:

"Allah yang maha kuasa... dalam kebaikan-Nya yang tak terbatas tidak mungkin membiarkan kejahatan apa pun berada dalam karya-Nya, kalau Ia tidak begitu maha kuasa dan baik, sehingga Ia juga mampu mengambil kebaikan dari kejahatan" (Agustinus, enchir. 11,3).

312.  Dengan demikian lama-kelamaan orang dapat menemukan bahwa Allah dalam penyelenggaraan-Nya yang maha kuasa malahan dapat mengambil kebaikan dari kejahatan moral yang disebabkan oleh makhluk-Nya. Yosef berkata kepada saudara-saudaranya: "Bukan kamulah yang menyuruh aku ke sini, melainkan Allah... Kalau kamu mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah mereka-rekakannya untuk kebaikan... dengan maksud memelihara hidup suatu bangsa yang besar" (Kej 45:8; 50:20) Bdk. Tob 2:12-18 Vg.. Dari kejahatan moral paling buruk yang pernah dilakukan, yakni penolakan dan pembunuhan Putera Allah oleh dosa semua manusia, Tuhan dalam kelimpahan rahmat-Nya Bdk. Rm 5:20. mengerjakan kebaikan yang paling besar: pemuliaan Kristus dan penebusan kita. Tetapi karena itu, sesuatu yang jahat tidak pernah akan menjadi sesuatu yang baik.

313.  "Kita tahu bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia" (Rm 8:28). Para kudus berulang kali memberikan kesaksian tentang itu:

Santa Katarina dari Siena mengatakan "kepada mereka yang merasa terganggu oleh apa yang mereka alami dan memberontak terhadapnya": "Segala sesuatu timbul dari cinta, segala sesuatu diarahkan kepada keselamatan manusia. Allah tidak membuat apa pun di luar tujuan ini" (dial. 4,138).
Santo Tomas More menghibur puterinya beberapa saat sebelum mati syahidnya: "Tidak ada sesuatu yang dapat terjadi, yang tidak dikehendaki Allah. Tetapi apa pun yang Ia kehendaki, betapa pun juga pahitnya, hal itu merupakan yang terbaik untuk kita" (Surat dari Thomas More, Ed. Elizabeth F. Rogers, 206, baris 661-663).
Dan Yuliana dari Norwikh mengatakan: "Dengan rahmat Allah aku menjadi sadar bahwa aku harus berpegang teguh kepada iman, dan paling sedikit dengan sama teguh harus melihat bahwa segala sesuatu, bagaimanapun keadaannya, akan menjadi baik... Dan engkau akan melihat bahwa segala sesuatu akan menjadi baik" (rev. 32).

314.  Kita percaya dengan teguh bahwa Allah adalah Tuhan dunia dan sejarah. Namun jalan-jalan penyelenggaraan-Nya sering kali tidak kita ketahui. Baru pada saat akhir, apabila pengetahuan kita yang sepotong-sepotong sudah berakhir dan kita akan memandang Allah "dari muka ke muka" (1 Kor 13:12) kita akan mengerti sepenuhnya jalan-jalan yang ditempuh Allah, malahan melalui drama kejahatan dan dosa, guna menghantar ciptaan-Nya menuju perhentian Sabat Bdk. Kej 2:2. yang definitif, untuknya Ia telah menciptakan langit dan bumi.


dikutip dari Katekismus Gereja Katolik 'KGK 1Thn'