II. Tahap-tahap Wahyu
Allah Membiarkan Diri Dikenal sejak Awal Mula
54. "Allah, yang menciptakan segala sesuatu melalui Sabda-Nya (lih. Yoh 1:3) serta melestarikannya dalam makhluk-makhluk, senantiasa memberikan kesaksian tentang diri-Nya kepada manusia (lih. Rm 1:19-20). Lagi pula karena Ia bermaksud membuka jalan menuju keselamatan di surga, Ia sejak awal mula telah menampakkan Diri kepada manusia pertama" (DV3). Ia menghimpun mereka dalam suatu persatuan yang erat dengan diri-Nya, sambil menghiasi mereka dengan rahmat dan keadilan yang gemilang.
55. Wahyu ini tidak diputuskan oleh dosa leluhur kita. "Karena sesudah mereka jatuh, dengan menjanjikan penebusan [Allah] mengangkat mereka untuk mengharapkan keselamatan (lih. Kej 3:15). Tiada putus-putusnya Ia memelihara umat manusia, untuk mengaruniakan hidup kekal kepada semua, yang mencari keselamatan dengan bertekun melakukan apa yang baik (lih. Rm 2:6-7)" (DV 3).
Ketika manusia "kehilangan persahabatan dengan Dikau karena tidak setia, ia tidak Kaubiarkan merana di bawah kekuasaan maut. ... Berulang kali Engkau menawarkan perjanjian kepada mereka" (MR, Doa Syukur Agung IV, 118).
Perjanjian dengan Nuh
56. Ketika kesatuan umat manusia terpecah belah oleh dosa, Allah coba meluputkan umat manusia sebagian demi sebagian. Dalam perjanjian yang Ia lakukan dengan Nuh sesudah air bah
57. Tata aturan bangsa-bangsa yang banyak
58. Perjanjian dengan Nuh berlaku selama waktu bangsa-bangsa
Allah Memilih Abraham
59. Supaya mengumpulkan kembali umat manusia yang tercerai-berai, Allah memilih Abram dan memanggilnya keluar dari negerinya, dari kaum keluarganya dan dari rumah bapanya
60. Bangsa yang berasal dari Abraham menjadi pembawa janji yang Allah ikrarkan kepada para bapa bangsa, menjadi bangsa terpilih
61. Para bapa bangsa, para nabi dan tokoh-tokoh besar yang lain dalam Perjanjian Lama dari dulu dan terus dihonnati dalam semua tradisi liturgi sebagai orang-orang kudus.
dikutip dari Katekismus Gereja Katolik 'KGK 1Thn'