II. Wahyu Allah sebagai Tritunggal
Bapa Diwahyukan oleh Putera
238. Dalam banyak agama Allah disapa sebagai "Bapa". Yang ilahi sering dipandang sebagai "Bapa dewa-dewi dan manusia". Di Israel Allah dinamakan "Bapa" sebagai pencipta dunia
239. Kalau bahasa iman menamakan Allah itu "Bapa", maka ia menunjukkan terutama kepada dua aspek: bahwa Allah adalah awal mula segala sesuatu dan otoritas yang mulia dan sekaligus kebaikan dan kepedulian yang penuh kasih akan semua anak-Nya. Kebaikan Allah sebagai orang-tua ini dapat dinyatakan juga dalam gambar keibuan
240. Yesus mewahyukan bahwa Allah merupakan "Bapa" dalam arti tak terduga: tidak hanya sebagai pencipta, tetapi dari segala abad. Bapa bagi Putera-Nya yang tunggal, yang hanyalah putera dalam hubungan dengan bapa-Nya: "Tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang-orang yang kepadanya Anak itu memperkenalkan Bapa" (Mat 11:27).
241. Karena itu, para Rasul mengakui Yesus sebagai Sabda: yang pada mulanya bersama dengan Allah dan adalah Allah
242. Pengakuan para Rasul itu dipelihara oleh tradisi apostolik, dan sebagai akibatnya Gereja dalam tahun 325 pada konsili ekumene pertama di Nisea mengakui bahwa Putera adalah "sehakikat [homoousios, consubstantialis] dengan Bapa", artinya satu Allah yang Esa bersama dengan-Nya. Konsili ekumene kedua, yang berkumpul di Konstantinopel tahun 381, mempertahankan ungkapan ini dalam rumusannya mengenai iman Nisea dan mengakui "Putera Allah yang tunggal" sebagai yang "dilahirkan dari Bapa sebelum segala abad: Allah dari Allah, terang dari terang, Allah benar dari Allah benar, dilahirkan, bukan dijadikan, sehakikat dengan Bapa" (DS 150).
dikutip dari Katekismus Gereja Katolik 'KGK 1Thn'