III. Roh Kudus dan Gereja di Dalam Liturgi
1091. Di dalam liturgi, Roh Kudus membentuk iman Umat Allah dan melaksanakan "karya-karya agung Allah", Sakramen-sakramen Perjanjian Baru. Kerinduan dan karya Roh di dalam hati Gereja ialah agar kita hidup dari kehidupan Kristus yang bangkit. Kalau Ia menemukan di dalam kita jawaban beriman yang digerakkan oleh-Nya, tibalah saatnya untuk kerja sama yang sebenarnya: liturgi menjadi karya bersama dari Roh Kudus dan Gereja. lihat juga no. 798, 1108
1092. Dalam membagi-bagikan misteri Kristus secara sakramental, Roh Kudus bertindak dengan cara yang sama seperti dalam masa-masa tata keselamatan yang lain: Ia mempersiapkan Gereja untuk pertemuan dengan Tuhan; Ia mengingatkan dan membuat Kristus tampak bagi iman umat; Ia menghadirkan dan mewujudkan misteri Kristus oleh kekuatan-Nya yang mengubah. Sebagai Roh persekutuan, Ia menyatukan Gereja dengan kehidupan dan perutusan Kristus. lihat juga no. 737
Roh Kudus Mempersiapkan Orang untuk Menerima Kristus
1093. Roh Kudus menyelesaikan di dalam tata sakramental apa yang dipralukiskan dalam Perjanjian Lama. Karena Gereja Kristus sudah "dipersiapkan atas cara yang mengagumkan dalam Perjanjian Lama" (LG 2), liturgi Gereja mempertahankan unsur-unsur ibadah Perjanjian Lama sebagai satu bagian hakiki yang tidak dapat diganti dan menerimanya:
- pertama-tama pembacaan Perjanjian Lama; lihat juga no. 762
- doa mazmur; lihat juga no. 121
- dan terutama kenangan akan peristiwa-peristiwa yang membawa keselamatan, dan kenyataan-kenyataan yang telah terpenuhi di dalam misteri Kristus (janji dan perjanjian, eksodus dan paska, kerajaan dan kenisah, pembuangan & kedatangan kembali). lihat juga no. 2585
1094. Atas dasar kesaksian dari kedua Perjanjian itu
1095. Karena itu Gereja - khususnya pada masa Adven, Prapaska dan terutama pada Malam Paska - membaca dan menghayati lagi peristiwa-peristiwa sejarah keselamatan itu dalam liturginya "pada hari ini". Tetapi ini pun menuntut bahwa katekese membantu umat beriman untuk membuka dirinya terhadap pengertian spiritual dari tata keselamatan ini sebagaimana liturgi Gereja menyingkapkannya dan menyanggupkan kita untuk mengalaminya. lihat juga no. 281, 117
1096. Liturgi Yahudi dan Kristen. Pengetahuan yang lebih baik mengenai iman dan kehidupan rohani bangsa Yahudi, seperti yang masih diakui dan dihayati dewasa ini, dapat membantu untuk mengerti lebih baik aspek-aspek tertentu dari liturgi Kristen. Untuk orang-orang Yahudi dan Kristen, Kitab Suci merupakan bagian hakiki dari liturginya: untuk pewartaan Sabda Allah, untuk jawaban atas sabda ini, untuk doa pujian dan doa bagi orang hidup dan mati serta untuk doa memohon belas kasihan ilahi. Ibadat Sabda dengan bentuknya yang khas mempunyai sumbernya dalam agama Yahudi. Ibadat Harian dan teks serta rumusan liturgi yang lain mempunyai padanannya dalam agama Yahudi; demikian pula rumusan-rumusan doa-doa yang paling kita junjung tinggi seperti umpamanya Bapa Kami. Juga doa syukur agung mengikuti contoh-contoh dari tradisi Yahudi. Kemiripan antara liturgi Yahudi dan Kristen - tetapi juga perbedaan isinya - menjadi nyata terutama pada hari-hari raya tahun Liturgi, seperti pesta Paska. Warga Kristen dan Yahudi merayakan pesta Paska: warga Yahudi mengalami Paska sejarah yang terarah ke masa depan; warga Kristen mengalami Paska yang sudah dipenuhi dalam kematian dan kebangkitan Kristus, walaupun masih harus menantikan penyelesaiannya yang definitif. lihat juga no. 1174, 1352, 840
1097. Di dalam liturgi Perjanjian Baru, tiap kegiatan liturgi, terutama perayaan Ekaristi dan Sakramen-sakramen, adalah satu pertemuan antara Kristus dan (Gereja. Perhimpunan liturgi merupakan kesatuan berkat "persekutuan Roh Kudus", yang mengumpulkan anak-anak Allah dalam Tubuh Kristus yang tunggal. Ia melampaui segala ikatan manusiawi, nasional, budaya, dan sosial.
1098. Jemaat harus mempersiapkan diri untuk pertemuan dengan Tuhan, menjadi satu "umat yang rela". Persiapan hati ini adalah karya bersama Roh Kudus dan jemaat, terutama pejabat-pejabatnya. Rahmat Roh Kudus berusaha untuk membangkitkan iman, pertobatan hati, dan penyesuaian kepada kehendak Bapa. Sikap-sikap batin ini diandaikan, supaya rahmat-rahmat yang dianugerahkan dalam perayaan liturgi itu sendiri, dapat diterima dan dengan demikian perayaan ini dapat menghasilkan buah-buah untuk kehidupan baru. lihat juga no. 1430
Roh Kudus Mengingatkan Misteri Kristus
1099. Roh dan Gereja bekerja sama, supaya menunjukkan Kristus dan karya keselamatan-Nya dalam liturgi. Pada tempat pertama, dalam perayaan Ekaristi, dan - atas cara yang mirip - dalam Sakramen-Sakramen lain, liturgi adalah perayaan kenangan akan misteri keselamatan. Roh Kudus adalah ingatan Gereja yang hidup
1100. Sabda Allah. Roh Kudus mengingatkan perhimpunan liturgi pertama-tama Akan arti dari peristiwa keselamatan, dengan memberi kehidupan kepada Sabda Allah, supaya ia dapat diterima dan dilaksanakan dalam kehidupan.
"Dalam perayaan liturgi, Kitab Suci sangat penting. Sebab dari Kitab Sucilah dikutip bacaan-bacaan, yang dibacakan dan dijelaskan dalam homili, serta mazmur-mazmur yang dinyanyikan. Dan karena ilham serta jiwa Kitab Sucilah dilambungkan permohonan, doa-doa dan madah-madah liturgi; dari padanya pula upacara serta lambang-lambang memperoleh maknanya (SC 24).lihat juga no. 1154, 103, 131
1101. Roh Kudus menganugerahkan kepada para lektor dan pendengar, sesuai dengan daya terima hatinya, pengertian rohani mengenai Sabda Allah. Oleh perkataan, tindakan, dan lambang, yang membentuk kerangka dasar perayaan liturgi, ia menghantar umat beriman dan para pejabat ke dalam hubungan yang hidup dengan Kristus, Sabda dan Citra Bapa. Dengan demikian umat beriman dapat merenungkan dan melaksanakan arti dari apa yang mereka dengarkan dalam perayaan, dan melaksanakannya dalam kehidupannya. lihat juga no. 117
1102. "Umat Allah pertama-tama dihimpun oleh Sabda Allah yang hidup.... Sebab oleh Sabda Penyelamat, iman... dipupuk dalam hati mereka yang percaya" (PO 4) Pewartaan Sabda Allah tidak hanya membataskan diri pada pengajaran semata mata, tetapi juga mengundang jawaban yang penuh kepercayaan sebagai persetujuan dan komitmen terhadap perjanjian antara Allah dan Umat-Nya. Lagi-lagi Roh Kudus yang memberi rahmat iman ini, menguatkannya dan menumbuhkannya di dalam jemaat. Jadi, perhimpunan liturgi pertama-tama adalah persekutuan dalam iman. lihat juga no. 143
1103. Anamnese [peringatan]. Perayaan liturgi selalu berhubungan dengan campur tangan Allah yang membawa keselamatan dalam sejarah. "Tata perwahyuan itu terlaksana melalui perbuatan dan perkataan yang amat erat terjalin sehingga... kata-kata menyiarkan karya-karya dan menerangkan rahasia yang tercantum di dalanmya" (DV 2). Dalam ibadat sabda, Roh Kudus mengingatkan jemaat kepada segala sesuatu, yang Kristus telah lakukan untuk kita. Sesuai dengan kodriat tindakan-tindakan liturgi dan ritus-ritus dalam pelbagai Gereja, perayaan liturgi "memperingatkan" - dalam satu anamnese yang lebih atau kurang rinci - karya-karya agung Allah. Roh Kudus, yang cara demikian membangkitkan kenangan dalam Gereja, mengajak untuk berterima kasih dan memuja [doksologi]. lihat juga no. 1362
Roh Kudus Menghadirkan Misteri Kristus
1104. Liturgi Kristen tidak hanya mengingatkan kita akan peristiwa-peristiwa yang menyelamatkan kita, tetapi menghadirkannya juga. Misteri Paska Kristus dirayakan bukan diulangi; hanya perayaan-perayaan itu yang diulangi. Di dalam setiap perayaan terjadi curahan Roh Kudus yang membuat misteri yang terjadi hanya satu kali itu, menyata dalam waktu sekarang. lihat juga no. 1085
1105. Epiklese adalah permohonan di mana imam memohon kepada Bapa, agar mengutus Roh Kudus, supaya bahan persembahan menjadi tubuh dan darah Kristus, dan umat beriman yang menerimanya menjadi persembahan yang hidup bagi Allah. lihat juga no. 1153
1106. Bersama dengan anamnese, epiklese merupakan jantung setiap perayaan sakramental, terutama Ekaristi:
"Anda menanyakan, bagaimana roti menjadi tubuh Kristus dan anggur menjadi darah Kristus. Dan saya mengatakan kepadamu: Roh Kudus datang melakukan hal yang melampaui setiap kata dan setiap pikiran... Cukuplah bagimu untuk mendengar bahwa itu terjadi karena Roh Kudus, sebagaimana halnya Tuhan dari Perawan dan oleh Roh Kudus menjadi daging melalui dan dalam diri-Nya sendiri (Yohanes dari Damaskus, f.o. 4,13).lihat juga no. 1375
1107. Kekuatan transformatif Roh Kudus di dalam liturgi mengarah kepada kedatangan Kerajaan Allah dan penyelesaian misteri keselamatan. Dalam ketabahan dan pengharapan Ia menyanggupkan kita, benar-benar mengantisipasi persekutuan sempurna dengan Tritunggal Mahakudus. Dikirim oleh Bapa, yang mendengarkan epiklese Gereja, Roh memberi kepada mereka yang menerima-Nya, kehidupan dan bagi mereka ini sekarang Ia sudah merupakan "panjar" dari warisan mereka
1108. Perutusan Roh Kudus bermaksud dalam setiap tindakan liturgi, untuk mempersatukan umat beriman dengan Kristus, supaya mereka membentuk Tubuh-Nya. Roh Kudus adalah sebagai getah dari pokok anggur Bapa, yang menghasilkan buah pada cabang-cabangnya
1109. Di dalam epiklese juga didoakan, agar persatuan jemaat dengan misteri Kristus diwujudkan secara sempurna. "Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus" (2 Kor 13:13) harus selalu tinggal beserta kita dan harus juga menghasilkan buah-buah sesudah perayaan Ekaristi. Karena itu, Gereja memohon kepada Bapa supaya mengirimkan Roh Kudus, agar Ia membuat kehidupan umat beriman menjadi persembahan yang hidup bagi Bapa: oleh perubahan rohani menurut citra Kristus, oleh keprihatinan akan kesatuan Gereja dan oleh keikutsertaan dalam perutusan-Nya dengan memberikan kesaksian dan pelayanan cinta. lihat juga no. 1368
Sumber bahan dari KGK Ekaristi.org