"A M I N"
1061. Seperti Buku terakhir Kitab Suci
1062. Perkataan Ibrani "Amin" berhubungan dengan akar kata yang sama seperti kata "percaya". Dan akar kata itu berarti keteguhan, keandalan, kesetiaan. Dengan demikian orang mengerti bahwa Amin berarti kesetiaan Allah terhadap kita dan kepercayaan kita kepada-Nya. lihat juga no. 214
1063. Dalam Kitab nabi Yesaya terdapat ungkapan "Allah kebenaran" (secara harfiah "Allah Amin"), artinya Allah yang setia kepada janji-janji-Nya: "Orang yang hendak mendapat berkat di negeri akan memohon berkat demi Allah yang setia dan orang yang hendak bersumpah di negeri akan bersumpah demi Allah yang setia" (Yes 65:16). Tuhan kita sering memakai perkataan "Amin"
1064. Dengan demikian "Amin" pada akhir syahadat menanggapi dan memperkuat lagi dua kata pertama - "Aku percaya" - : percaya berarti mengatakan Amin pada kata-kata, janji-janji, perintah-perintah Allah, secara penuh mengandalkan Dia, yang adalah Amin dari cinta yang tidak terbatas dan kesetiaan yang sempurna. Hidup keseharian Kristen lalu merupakan "Amin" atas "Aku percaya" dari pengakuan iman Pembaptisan kita.
"Semoga syahadatmu merupakan cermin bagimu. Pandanglah dirimu di dalamnya, untuk melihat, apakah engkau juga benar-benar percaya segala sesuatu, yang engkau harus percaya. Dan bergembiralah setiap hari akan imanmu" (Agustinus, serm. 58,11,13).lihat juga no. 197, 2101
1065. Yesus Kristus sendiri adalah "Amin" (Why 3:14). Ia adalah Amin dari cinta Bapa yang definitif terhadap kita; Ia mengambil alih dan menyelesaikan Amin kita kepada Bapa: "Sebab Kristus adalah 'Ya' bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan 'Amin' untuk memuliakan Allah" (2 Kor 1:20).
Dengan perantaraan Kristus dan bersama Dia serta bersatu dalam Roh Kudus,
kami menyampaikan kepada-Mu,
Allah Bapa yang mahakuasa,
segala hormat dan pujian,
kini dan sepanjang masa.
A M I N.
Sumber bahan dari KGK Ekaristi.org