Hari 88
III. Kristus telah Menyerahkan Diri kepada Bapa-Nya untuk Dosa Kita
Seluruh Kehidupan Kristus Adalah Persembahan kepada Bapa
606. Putera Allah, yang "turun dari surga, bukan untuk melakukan kehendak[-Nya] sendiri, melainkan untuk melakukan kehendak [Bapa] yang telah mengutus[-Nya]" (Yoh 6:38), berkata, "ketika Ia masuk ke dunia:... 'Sesungguhnya, Aku datang;... untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku'... Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus" (Ibr 10:5-10). Sudah sejak saat pertama penjelmaan-Nya menjadi manusia, Putera menghayati rencana keselamatan ilahi mengenai perutusan-Nya sebagai Penebus: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya" (Yoh 4:34). Pengurbanan Diri Yesus "untuk dosa seluruh dunia" (1 Yoh 2:2) adalah pernyataan persekutuan-Nya yang penuh cinta dengan Bapa-Nya: "Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku" (Yoh 10:17). "Dunia [hendaknya] tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku" (Yoh 14:31).
607. Kerinduan untuk menghayati rencana kasih penebusan dari Bapa, menjiwai seluruh kehidupan Yesus Bdk. Luk 12:50; 22:15; Mat 16:21-23., karena kesengsaraan-Nya yang menebuskan adalah alasan penjelmaan-Nya menjadi manusia: "Haruskah Kukatakan: 'Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini'? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini" (Yoh 12:27). "Bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?" (Yoh 18:11). Dan waktu bergantung di salib, Ia mengatakan: "Aku haus" (Yoh 19:12) dan baru sesudah itu: "Sudah selesai" (Yoh 19:30).
"Anak Domba yang Menghapus Dosa Dunia"
608. Yohanes Pembaptis setuju membaptis Yesus sama seperti para pendosa Bdk. Luk 3:21; Mat 3:14-15.. "Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia" (Yoh 1:29) Bdk. Yoh 1:36.. Dengan demikian ia memberi kesaksian bahwa Yesus adalah Hamba Allah, yang membiarkan Diri dihantar dengan diam ke tempat pembantaian Bdk. Yes 53:7; Yer 11:19. dan menanggung dosa banyak orang Bdk. Yes 53:12., dan serentak pula domba Paskah, lambang penebusan Israel pada Paskah pertama Bdk. Kel 12:3-11; Yoh 19:36; 1 Kor 5:7.. Seluruh kehidupan Kristus adalah ungkapan perutusan-Nya, "untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Mrk 10:45).
Yesus Menghayati Cinta Bapa yang Menebus Itu dengan Sukarela
609. Karena Yesus menampung cinta Bapa-Nya terhadap manusia dalam hati manusiawi-Nya sendiri, "Ia menunjukkan cinta-Nya kepada mereka sampai kepada kesudahan-Nya" (Yoh 13:1), karena "tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya" (Yoh 15:13). Dengan demikian dalam kesengsaraan dan kematian-Nya kodrat manusiawi-Nya menjadi alat yang sukarela dan sempurna dari cinta ilahi-Nya, yang menghendaki keselamatan manusia Bdk. Ibr 2:10.17-18; 4:15; 5:7-9.. Karena cinta kepada Bapa-Nya dan kepada manusia, yang Bapa hendak selamatkan, Ia menerima kesengsaraan-Nya dan kematian-Nya dengan sukarela: "Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, tetapi Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri" (Yoh 10:18). Karena itu Putera Allah menyongsong kematian dengan kebebasan penuh Bdk. Yob 18:4-6; Mat 26:53..
Dalam Perjamuan Akhir Yesus Mengantisipasi Penyerahan Kehidupan-Nya Secara Sukarela
610. "Pada malam waktu Ia diserahkan" (1 Kor 11:23) Yesus mengungkapkan secara meriah dalam perjamuan dengan kedua belas Rasul Bdk. Mat 26:20. penyerahan Diri secara sukarela. Pada malam sebelum sengsara-Nya, waktu Ia masih bebas, Yesus mengadakan perjamuan akhir dengan para murid-Nya sebagai peringatan akan penyerahan diri-Nya secara sukarela kepada Bapa-Nya Bdk. 1 Kor 5:7. demi keselamatan manusia: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu" (Luk 22:19); "Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa" (Mat 26:28).
611. Ekaristi, yang ditetapkan Yesus pada saat ini, menjadi "peringatan" (1 Kor 11:25) kurban-Nya. Ia menerima para Rasul masuk ke dalam penyerahan diri-Nya sendiri dan menghimbau mereka, supaya melanjutkannya Bdk. Luk 22:19.. Dengan demikian, Ia mengangkat para Rasul-Nya sebagai imam-imam Perjanjian Baru: "Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran" (Yoh 17:19) Bdk. Konsili Trente: DS 1752; 1764..
Sakratul maut di Getsemani
612. Piala Perjanjian Baru, yang Yesus sampaikan lebih dahulu dalam persembahan-Nya waktu perjamuan malam Bdk. Luk 22:20., diterima-Nya dalam sakratul maut-Nya di Getsemani dari tangan Bapa-Nya Bdk. Mat 26:42., dengan menjadi "taat sampai mati" (Flp 2:8) Bdk. Ibr 5:7- 8.. Yesus berdoa: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari-Ku" (Mat 26:39). Ia menyatakan sikap menolak kematian, yang dialami kodrat manusiawi-Nya. Sebagaimana kodrat kita, kodrat-Nya pun ditentukan untuk kehidupan abadi; tetapi berbeda dengan kodrat kita, kodrat-Nya bebas seutuhnya dari dosa Bdk. Ibr 4:15., penyebab kematian Bdk. Rm 5:12.; tetapi terutama ia diterima dalam Pribadi ilahi, "Pencetus kehidupan" (Kis 3:15), "Yang Hidup" (Why 1:18) Bdk. Yoh 1:4; 5:26.. Dengan kehendak manusiawi-Nya, Ia menyetujui bahwa kehendak Bapa terlaksana Bdk. Mat 26:42., dan dengan demikian menerima kematian sebagai kematian yang menebuskan, supaya "memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya pada kayu salib" (1 Ptr 2:24).
dikutip dari Katekismus Gereja Katolik 'KGK 1Thn'