JAM  KERJA  SEKRETARIAT  GEREJA :       Selasa ~ Sabtu : 08.00 - 19.00,  Istirahat : 12.00 - 13.00            Minggu   : Pagi 07.00 - 10.00 , Sore 17.00 - 19.00.             LIBUR setiap Hari Senin dan Hari Libur Nasional           Telp : 6711509

Minggu, 03 Februari 2013

Hari 115 KGK

Hari  115

Gereja - Dinyatakan oleh Roh Kudus

767.  "Sesuai tugas, yang diberikan Bapa kepada Putera untuk ditunaikan di dunia, diutuslah Roh Kudus pada hari Pentekosta, agar ia senantiasa menyucikan Gereja" (LG 4). Ketika itu "Gereja ditampilkan secara terbuka di depan khalayak ramai dan dimulailah penyebaran Injil di antara bangsa-bangsa melalui pewartaan" (AG 4). Sebagai "perhimpunan" semua manusia menuju keselamatan, Gereja itu misioner menurut kodratnya, diutus oleh Kristus kepada segala bangsa, untuk menjadikan semua orang murid-murid-Nya Bdk. Mat 28:19-20; AG 2;5-6..

768.  Untuk melaksanakan perutusan-Nya, Roh "memperlengkapi dan membimbing Gereja dengan aneka karunia hierarkis dan karismatik" (LG 4). Melalui Dia "Gereja, yang diperlengkapi dengan karunia-karunia Pendirinya, dan yang dengan setia mematuhi perintah-perintah-Nya tentang cinta kasih, kerendahan hati, dan ingkar diri, menerima perutusan untuk mewartakan Kerajaan Kristus dan Kerajaan Allah, dan mendirikannya di tengah semua bangsa" (LG 5).

Gereja - Disempurnakan dalam Kemuliaan

769.  "Gereja... hanya akan disempurnakan dalam Kerajaan surgawi" (LG 48), waktu kedatangan kembali Kristus dalam kemuliaan-Nya. Sampai saat itu "Gereja berlangkah dalam penziarahannya antara penghambatan dunia dan penghiburan Allah" (Agustinus, civ. 18,5 1) Bdk. LG 8.. Gereja sadar bahwa di dunia ini ia masih jauh dari Tuhan, di perasingan Bdk. 2 Kor 5:6; LG 6. dan merindukan Kerajaan yang disempurnakan, agar "dipersatukan dengan rajanya dalam kemuliaan" (LG 5). Penyempurnaan Gereja dan melalui dia penyempurnaan dunia dalam kejayaan, tidak akan terlaksana tanpa ujian-ujian besar. Baru sesudah itu "semua orang yang benar sejak Adam, dari Abel yang saleh sampai ke orang pilihan terakhir, akan dipersatukan dalam Gereja semesta di hadirat Bapa" (LG 2).

III.   Misteri Gereja

770.  Gereja berada di tengah sejarah, tetapi sekaligus juga di atasnya. Hanya "dengan mata iman" (Catech. R. 1, 10,20) orang dapat di dalam kenyataan yang kelihatan juga melihat kenyataan rohani, pembawa kehidupan ilahi.

Gereja - Kelihatan dan Rohani

771.  "Kristus satu-satunya Pengantara, di dunia ini telah membentuk Gereja-Nya yang kudus, persekutuan iman, harapan, dan cinta kasih sebagai himpunan yang kelihatan. Ia tiada hentinya memelihara Gereja. Melalui Gereja Ia melimpahkan kebenaran dan rahmat kepada semua orang" (LG 8). Gereja itu serentak merupakan:

  • "serikat yang dilengkapi dengan jabatan hierarkis dan Tubuh Mistik Kristus,
  • kelompok yang tampak dan persekutuan rohani,
  • Gereja di dunia dan Gereja yang diperkaya dengan karunia-karunia surgawi."
Kedua aspek itu "merupakan satu kenyataan yang kompleks, dan terwujud karena perpaduan unsur manusiawi dan ilahi" (LG 8).
"Gereja sekaligus bersifat manusiawi dan ilahi, kelihatan namun penuh kenyataan yang tak kelihatan, penuh semangat dalam kegiatan namun meluangkan waktu juga untuk kontemplasi, hadir di dunia namun sebagai musafir. Dan semua itu berpadu sedemikian rupa, sehingga dalam Gereja apa yang insani diarahkan dan diabdikan kepada yang ilahi, apa yang kelihatan kepada yang tidak tampak, apa yang termasuk kegiatan kepada kontemplasi, dan apa yang ada sekarang kepada kota yang akan datang, yang sedang kita cari" (SC 2).
"Betapa hinanya! Betapa agungnya! Kemah Kedar dan kenisah Allah, kediaman duniawi dan istana surgawi, gubuk tanah liat dan benteng raja, tubuh kematian dan kenisah terang, kemuakan orang sombong dan mempelai Tuhan! Ia hitam namun cantik, hai puteri-puteri Yerusalem! Walaupun jerih payah dan duka nestapa selama pengasingan yang lama merusaknya, namun ia masih dihias dengan keindahan surgawi" (Bernardus Cant. 27,14).

Gereja - Misteri Persatuan Manusia dengan Allah

772.  Di dalam Gereja, Kristus melaksanakan dan menyatakan misteri sebagai tujuan keputusan Allah, "supaya mempersatukan lagi segala sesuatu di dalam Kristus sebagai kepala" (Ef 1:10). Santo Paulus menamakan persatuan mempelai Kristus dan Gereja "satu rahasia besar" (Ef 5:32). Karena Gereja dipersatukan dengan Kristus sebagai mempelainya Bdk. Ef 5:25-27., ia sendiri menjadi rahasia Bdk. Ef 3:9-11.. Sambil merenungkan misteri ini, santo Paulus menulis: "Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus adalah pengharapan akan kemuliaan" (Kol 1:27).

773.  Persekutuan manusia dengan Allah oleh "kasih yang tidak berkesudahan" (1 Kor 13:8) adalah tujuan yang menentukan segala sesuatu, yang di dalam Gereja merupakan sarana sakramental yang terikat pada dunia yang fana ini Bdk. LG 48.. Struktur hierarkisnya "ditentukan secara menyeluruh untuk kekudusan anggota-anggota Kristus". Tetapi kekudusan diukur pada "rahasia besar, di mana mempelai wanita dengan penyerahan cintanya menjawab penyerahan diri mempelai pria" (MD 27). Sebagai mempelai wanita "tanpa cacat atau kerut" (Ef 5:27) Maria mendahului kita di jalan menuju kekudusan, yang merupakan misteri Gereja. "Dalam arti ini dimensi marianis dalam Gereja mendahului dimensi Petrus" (MD 27).

Gereja - Sakramen Keselamatan Universal

774.  Kata Yunani "musterion" (rahasia) dijabarkan dalam bahasa Latin dengan dua istilah: "mysterium" dan "sacramentum". Menurut tafsiran di ke-nudian hari istilah "sacramentum" lebih banyak menonjolkan tanda kelihatan dari kenyataan keselamatan yang tak kelihatan, sedangkan kenyataan tak kelihatan itu sendiri dimaksudkan dengan istilah "mysterium". Dalam arti ini Kristus sendiri adalah misteri keselamatan: "Misteri Allah tidak lain dari Kristus sendiri" (Agustinus, cp. 187,11,34). Karya keselamatan dari kodrat manusiawi-Nya yang kudus dan inenguduskan adalah sakramen keselamatan yang dinyatakan dalam Sakramen-sakramen Gereja (yang oleh Gereja-gereja Timur juga disebut "misteri-misteri kudus") dan bekerja di dalamnya. Ketujuh Sakramen itu adalah tanda dan sarana, yang olehnya Roh Kudus menyebarluaskan rahmat Kristus, yang adalah Kepala di dalam Gereja, Tubuh-Nya. Jadi, Gereja mengandung dan menyampaikan rahmat yang tidak tampak, yang ia lambangkan. Dalam arti analog ini, ia dinamakan "sakramen".

775.  "Gereja itu dalam Kristus bagaikan Sakramen, yakni tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia" (LG 1). Tujuan utama Gereja ialah menjadi Sakramen persatuan manusia dengan Allah secara mendalam.
Oleh karena persatuan di antara manusia berakar dalam persatuan dengan Allah, maka Gereja adalah juga Sakramen persatuan umat manusia. Di dalam Gereja kesatuan ini sudah mulai, karena ia mengumpulkan manusia-manusia "dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa" (Why 7:9). Serentak pula Gereja adalah "tanda dan sarana" untuk terwujudnya secara penuh kesatuan yang masih dinantikan.

776.  Sebagai Sakramen, Gereja adalah alat Kristus. Gereja di dalam tangan Tuhan adalah "alat penyelamatan semua orang" (LG 9), "Sakramen keselamatan bagi semua orang" (LG 48), yang olehnya Kristus "menyatakan cinta Allah kepada manusia sekaligus melaksanakannya" (GS 45, 1). Ia adalah "proyek yang kelihatan dari cinta Allah kepada umat manusia" (Paulus VI, wejangan 22 Juni 1973). Cinta ini merindukan "supaya segenap umat manusia mewujudkan satu Umat Allah, bersatu padu menjadi satu Tubuh Kristus, serta dibangun menjadi satu kenisah Roh Kudus" (AG 7) Bdk. LG 17.:

dikutip dari Katekismus Gereja Katolik 'KGK 1Thn'