SIAPA YANG AKAN MENGGULINGKAN BATU ITU BAGI KITA DARI PINTU KUBUR?
oleh Rm. Y Aristanto HS, MSF
Saudara – saudari terkasih, setiap kali merayakan paskah pernahkah kita merasakan suatu yang menyentuh, berkesan dari perayaan itu. Tentunya setiap kali kita merayakannya hal yang berkesan senantiasa berbeda. Sama seperti ketika saya menyiapkan homili untuk itu, selalu setiap saat ada saja hal – hal baru yang tidak terlintas dalam pikiran di waktu lampau. Percikan-percikan cahaya kecil semacam itu timbul seolah menerangi budi kita dari kegelapan yang selama ini menyelimuti, seperti cahaya lilin pada awal perayaan ini, lemah kemudian semakin terang, menghilangkan kegelapan.
Hadirnya cahaya lilin dalam kegelapan malam mengingatkan akan aneka pengalaman orang – orang yang telah tinggal sekian lamanya dalam kegelapan dan kemudian menemukan cahaya dalam hidup mereka. Mungkin beberapa ilustrasi berikut ini dapat membantu permenungan kita;
#seorang bapak keluarga, menjalankan hidup yang buruk hancur lebur, tidak pernah ke gereja, tidak setia, suka judi, semuanya hal buruk dilakukan sebagai sesuatu yang wajar saja baginya. Setiap ia pulang ke rumah, keluarganya senantiasa merasa tidak nyaman seperti kedatangan terror dengan segala kekerasan yang terjadi dan dialami oleh isteri dan anak-anak. Walaupun telah dinasehati oleh teman-temannya, sang bapak tetap merasa tidak bersalah atau pun berdosa. Akhirnya sang isteri maupun anak-anak karena sudah merasa tidak tahan lagi akan kelakuannya, memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah dan suami.
Alkisah bapak ini kemudian sakit berat dan isteri serta anak-anaknya mendoakan dia.didalam sayup pendengarannya, ada satu kata yang begitu meresap dalam hatiny,yaitu:”kami mengampunimu”.ternyata satu kata sederhana ini terus mengikutinya sampai saat ia sembuh dari sakitnya. Dan kata sederhana ini mampu membalikkan kebiasaan hidupnya yang buruk. Padahal kata-kata itu sering ia dengarkan, namun entah mengapa ia baru memahaminya pada waktu itu.
#seorang ibu, suka hidup boros, belanja konsumtif, suka hutang ke sana kemari dengan alasan untuk usaha, tidak pernah puas akan kehidupannya dan sering menyesali diri telah menikah dengan seorang pria yang tidak sukses keriernya.Suka membandingkan dengan rekan-rekan suami yang telah lebih mapan hidup maupun kariernya.Sang Suami walaupun telah letih bekerja bertambah letih setelah pulang ke rumah disambut dengan omelan dan kritikan sang isteri yang tak pernah puas.Ingin rasanya pergi meninggalkan isteri kalau tidak mengingat bahwa perkawinannya adalah perkawinan kristiani yang tidak menghendaki perceraian.
Suatu ketika sang isteri mendengarkan firman tentang seorang wanita Samaria yang bertemu dan bercakap dengan Yesus di tepi sumur.Sering sudah firman itu didengarkannya, namun entah mengapa saat itu firman tersebut begitu menyentuhnya sehingga ia menyesali kesalahannya dan berjanji tidak akan mengulanginya.
# seorang anak remaja merasa frustrasi dan ingin mengakhiri hidup karena sudah tak betah dengan kondisi hidup yang dihadapinya. Keharmonisan dalam keluarga tak pernah dirasakannya. Sejak kecil ia sering dipukuli ayahnya, dibodoh-bodohkan walaupun ia telah sekuat tenaga belajar dengan baik.semakin lama ia tumbuh menjadi anak yang semau gue, sering keluar rumah, nge’drug’ sehingga orangtua nya merasa kewalahan dan tak sanggup lagi mengatasinya.Dari tiga ilustrasi di atas, kita menangkap bahwa Tuhan menyentuh hidup seseorang tanpa diketahui kapan saat dan waktunya, melalui apa dan di mana. Ketika sebuah permasalahan nampak seperti tiada harapan, ketika hidup sudah mirip tertutup batu yang besar, sering orang bertanya siapa yang akan menggulingkan batu itu untuk kita? Seperti saat yang dialami oleh ketiga tokoh itu, seberkas terang tiba-tiba saja terbit , campur tangan Tuhan tiba-tiba saja datang bagai mujijat bagi kita, mengangkat batu-batu penghalang, penutup harapan kita. Coba kita renungkan dan resapkan syair lagu rohani berikut ini
Suatu saat ia ikut retret remaja, dan pada salah satu sesi ia diminta mengutarakan impiannya di depan salib dan didoakan, dan ia merasa menyesali segala perbuatan buruk yang pernah dilakukannya selam ini. Dia diubah.
Tak terbatas kuasa-Mu Tuhan, semua dapat Kau lakukan
Apa yang kelihatan mustahil bagiku, itu sangat mungkin bagi-Mu
Di saat ku tak berdaya, kuasa-Mu yang sempurna
Ketika ku percaya, mujizat itu nyata.
Bukan kar’na kekuatan, namun Roh-Mu ya Tuhan, ketika ku berdoa
Mujizat itu nyata.
Siapakah yang telah menggulingkan batu penutup kubur? Demikian pertanyaan Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Salome, pribadi-pribadi yang setia dan mencintai Yesus. Mereka memberi rempah-rempah untuk meminyaki yesus, untuk melengkapi upacara pemakaman yang dilakukan tergesa karena persiapan Sabat. Bagi mereka mustahil untuk membuka batu makam , walau mereka bertiga, kecuali minta bantuan penjaga makam untuk membukakannya.
Tetapi mujijat yang mereka alami ternyata bukan hanya tergulingnya batu penutup, melainkan sebuah mujijat besar bagi mereka telah disediakan Allah : “Ia telah bangkit, Ia tidak ada di sini”.Mujijat ini bukan hanya sekedar tergulingnya batu makam, tetapi mujijat menangnya hidup atas kematian. Tak pernah terpikirkan atau dipahami oleh ketiga wanita itu sebelumnya, walau mereka sering mendengarkan Yesus berkata bahwa Ia akan mati dan bangkit pada hari ketiga, semuanya tak pernah masuk ke dalam akal mereka hingga pada saat itu, seberkas terang telah masuk ke dalam kegelapan hidup mereka, kegelapan akal budi, pikiran mereka. Seberkas terang dari Allah sendiri, Terang Paska telah mengubah hidup mereka. Terang Kebangkitan itu membawa mereka kepada suatu perintah kembali ke Galilea, memulai sesuatu yang baru dari awal, review hidup di dalam terang kebangkitan. Tidak cukup hanya mengalami peristiwa Paskah di saat itu, di tempat itu, melainkan mereka diajak, diundang untuk melihat kembali pengalaman perjalanan bersama Yesus selama mereka mengenal Yesus.
Saudara-saudara terkasih,banyak orang, termasuk kita yang masih hidup terkubur dalam kegelapan hidup,tanpa melihat cahaya, terkubur masa lalu yang pahit, menderita, terkubur hati nuraninya untuk mengenal kebenaran dan kebaikan, hidup di dalam budaya konflik, kekerasan dan kematian.Kegelapan kubur kehidupan itu seakan tertutup pintu yangkuat, batu penutup yang besar yang mustahil untuk disingkirkan, mustahil untuk melihat terang. Pada saat kegelapan inilah, sebuah cahaya akan bernyala, dari satu pribadi mulia yang akan datang kepada kita, mendekat dan membuka pintu-pintu ‘kubur’ kehidupan kita.Yesus yang telah memenangkan hidup atas kematian, akan memberikan terang-Nya kepada kita. Hanya kepada Dia-lah kita mempunyai pengharapan akan kebangkitan.
Maka saudara-saudaraku terkasih, berharaplah, berdoalah senantiasa agar kita dan mereka yang berada dalam kegelapan hidup dapat menemukan terang Paskah, mampu melihat ’Galilea’ dan ‘Yerusalem’ hidupnya di dalam terang Paskah.
Saat tiada jalan, hadapi persoalan
Yesus ada di sana, dan memberiku jawaban
Pahitnya kenyataan, dan tak mampu bertahan
Yesus ada di sana, dan memberiku jawaban
Hanya Nama Yesus, hanya Nama Yesus
Hanya Nama Yesus, berikanku pengharapan.
Hanya Nama Yesus, hanya Nama Yesus
Hanya Nama Yesus, berikanku kepastian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar