SURAT KEPADA PARA SEMINARIS
Para seminaris yang terkasih,
Ketika pada Desember 1944, saya didaftar untuk masuk wajib militer, komandan kompi bertanya kepada kami masing-masing: apa rencana setiap orang untuk dilakukan di masa depan? Saya menjawab bahwa saya ingin menjadi seorang imam Katolik. Letnan itu menjawab: "Kalau begitu kau harus mencari sesuatu yang lain. Dalam masyarakat Jerman yang baru, imam tidak lagi diperlukan". Aku tahu bahwa "Jerman yang baru" ini sudah akan segera berakhir, dan bahwa, setelah kehancuran dahsyat yang telah dialami negara, imam akan diperlukan lebih dari sebelumnya. Sekarang situasi benar-benar telah berubah. Dalam cara yang berbeda, banyak orang berpikir bahwa imamat Katolik bukanlah sebuah "pekerjaan" untuk masa depan, tapi lebih ke masa lalu.