Ketika ada banyak
rumput yang tidak teratur tingginya, ada kesempatan untuk memotong dan
meratakannya, namun juga ada kesempatan untuk melihat dulu, siapa tahu
ada katak yang bersembunyi di balik semak-semak rumput yang rimbun itu.
Ketika
ada banyak buku bertumpuk dan berceceran di meja belajar, ada
kesempatan untuk menata kembali di almari buku, namun juga ada
kesempatan juga untuk membaca ulang judul-judul buku yang mengesan di
benak kepalaku.
Ketika ada banyak orang yang menjadi jaringan di
facebook dan multiply, ada kesempatan untuk menyapa mereka satu per
satu, atau kesempatan untuk membiarkannya foto foto itu terpampang
tanpa disapa lagi.
Ketika ada banyak telpon dan sms yang
datang silih berganti tanpa kuminta, adakah kesempatan untuk bertanya
keadaanya, "Apakah kamu sehat?" atau kita lebih suka lalu menceritakan
diri sendiri?
Ketika ada banyak siaran televisi yang menarik,
adakah kesempatanku untuk berpikir sebentar, apakah tayangan televisi
itu memberikan pencerahan baru untuk perkembangan hidupku?
Ketika
badan sakit dan rasanya tulang-tulang itu linu rasanya, adakah aku
sempat bermimpi menjadi orang yang sehat, dan akhirnya pun aku
bersyukur, betapa berarti kesehatan itu bagi hidupku bersama orang lain.
Ketika
aku tersinggung dan marah karena dikritik temanku, adakah kesempatan
untuk berpikir positif, dalam diri temanku ini Tuhan mau berbicara
padaku, meski dengan kata-kata yang pedas sekalipun, Tuhan bisa
mengubah kata yang pedas itu menjadi kata yang lembut..di saat aku
berterima kasih pada temanku, "Teman, terima kasih kritikanmu!"
Ketika
aku merasa diriku dibutuhkan oleh banyak orang, adakah kesempatan
bagiku untuk berpikir, akankah aku juga bahagia, bila aku tidak lagi
dibutuhkan karena usiaku yang mulai bertambah, dan tenagaku yang
berkurang?
Ketika banyak orang simpatik denganku, adakah saat
saat yang penting bagiku untuk bertanya -tanya pada diriku, andaikata
aku tidak seperti sekarang ini, masihkah aku juga bisa hidup penuh
kehangatan, walau sapaan orang lain semakin menipis, apalagi kalau cara
pemikiranku, sikapku dan perbuatanku sudah tidak lagi sesuai dengan
keinginan dunia...apakah juga aku rela ditinggalkan sebagai orang yang
dinilai "out of date"?
Ketika ada banyak orang berputus asa
karena tidak ada lagi alasan untuk berharap, adakah inisiatifku untuk
menjadi temannya, "Kawan, bolehkah aku duduk di sampingmu, menemanimu?"
Ataukah yang ada, "Sia-sia belaka menjadi teman, tanpa manfaat! Apalagi
jadi teman orang frustrasi... ? Emang enak, menyenangkan. ..tidak lah
yaauuuuw?"
Ketika ada orang miskin yang berteriak dalam
tangisannya. ..karena tidak lagi mampu berbicara untuk minta makan,
"masihkah ada inisiatifku untuk memberi dia makan?"
Semoga
panggilan Tuhan yang selalu bermunculan di tengah segala macam
ketidakturan, menggerakkan dan menantang hati kita untuk terlibat dan
berpartisipasi membuat sebuah perubahan.
Sumber : Dari Milis KAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar