Tim Kerja Komunikasi Sosial
Dewan Paroki Gereja Santo Paulus Sendangguwo Semarang
jalan Dr.Muwardi 7, Sendangguwo
Semarang - Indonesia
telp. +62 024 - 6711509
Kamis, 26 Februari 2009
Pantap Apaan Tuh
---------
Pantap singkatan dari Panitia Tetap
Latar Belakang;
Tahun 2008 tahun anak dan remaja
tahun 2009 tahun kaum muda
Dewan Paroki menganggap bahwa dua tahun tersebut merupakan tahun istimewa bagi anak, remaja dan kaum muda, maka disepakati membentuk Pantap.
Pantap ini terdiri unsur Bidang Liturgi, Bidang Persaudaraan, dan Bidang Pewartaan.
Tujuannya adalah agar program kerja khusus dua tahun tersebut dapat lebih terkoordinasi, dan lebih fokus. Pantap diketuai oleh : Nona Theresia (Kortimja PIA), sekeretaris Pak Haryanto (Pak Cheche-Ketua Bidang Persaudaraan), Anggota Pak Petrus (Ketua Bidang Pewartaan), Pak Paryadi (Ketua Bidang Liturgi), Pak Guntur (Timja Koor), Mas Rengga (Timja Mudika)
Semoga penjelasan kecil ini menjawab pertanyaan
Salam
Rabu, 25 Februari 2009
Rabu Abu
Rekoleksi Umat Lingkungan St. Markus
Catatan Pengelola Blog
ayo siapa lagi mau buat laporan kegiatan lingkungan
Kamis, 12 Februari 2009
PROGRAM PANTAP KAUM MUDA
silakan dicermati, khususnya kaum muda, silakan bergabung setiap kegiatan ini.
TEMUAKBAR/KONGRES ORANG MUDA KATOLIK ST. PAULUS
Menyatukan visi dan misi dari semua unsur Orang muda katolik.
Membentuk pengurus baru Orang Muda Katolik
LATIHAN KEPEMIMPINAN DASAR)/KADERISASI
Memberi kesempatan kpd kaum muda utk lebih dpt mengembangkan sikap dlm memimpin organisasi / kegiatan berlandaskan sikap hidup santo paulus yg total dlm pelayanan dan dlm memimpin umatnya
LIVE IN/ KUNJUNGAN PANGGILAN
Mengenalkan kehidupan didalam biara menumbuhkan benih panggilan
mengajak ORANG MUDAuntuk mengenal bentuk-bentuk panggilan hidup.
PENYULUHAN/PENDI DIKAN MORALITAS ( kerja sama dengan dokter,Psikolog, Moralis )
ORANG MUDA semakin sadar akan pentingnya pengendalian din dan menjaga citra diri sebagai gambaran kristus sendiri. Orangmuda tahu, tapi malastahu, jadi lebih ditegaskan pada mensharingka n pengalaman dansebab akibatnyajika melakukan hal2yg merugikan diri (sex bebas,narkoba dll).
LOMBA MEMBUAT NASKAH TTG PERTOBATAN PAULUS, LOMBA SKETSA PANGGUNG dan VISUALISASI PERTOBATAN SAULUS.
Mengembangkan Talenta orang2 muda. Mendalami kitab suci terutama ttg Rasul paulus.
Menghasilkan orang muda yg percaya diri akan kemampuan diri dalam setiap karya yg dibuat (dalam hal ini ttg tata panggung dan dekorasi)
MISA KAUM MUDA
Memberi kesempatan keterlibatan Orang muda dim liturgy gereja
Orang muda terbiasa berkehidupan sakramen.
MENJENGUK/MENDOAKAN MISA DENGAN ORANG-ORANG TERTENTU
- panti asuhan/jompo - orang tahanan (LP)
- warga kumuh, - sekolah SLB
- tukang becak,tkg
koran, ojek dll
Mengajak Orangmuda lebih peduli pd orang2 miskindan terlantar. Tidak hanya hura2.
Menumbuhkan solidaritas antar sesama yg membutuhkan. Tidak memikirkan din dan kelompoknya saja.
DOAKELILING KUNJUNGAN PER LINGKUNGAN ( MISA ) KHUSUS BAGI KELOMPOK ORANG MUDA LINGKUNGAN
Mengakrabkan Kaummuda parokidan kaummuda lingkungan.
Mengaktifkan fungsi liturgy kaum muda dg gaya mereka.
KEBERSIHAN JALUR HIJAU/PEDULI SAMPAH/BAKTI SOSIAL(KERJA SAMA DG BIDANG YANMAS)
Bekerja sama dg Dinas Tata kota/PUutk ikut ambil bagian dalam menjaga/memperindah jalur hijau atau daerah lokasi banjir.
Mengajak orang muda peduli lingkungan hidup, dan menghargai hidup.
KEMPING ROHANI
Acara keakraban.
Menemukan bibit2 baru/ tersembunyi yg memiliki talenta2 yg dpt dijdkan alat dalam pelayanan umat.
Menumbuhkan kreatifitas dan kerjasama.
KESABARAN
[kata kunci] yang berkaitan.
Pertama, berkaitan dengan kata 'waktu'. Kesabaran ada kaitan erat dengan soal waktu. Panjang sabar artinya waktu meledak untuk marah itu agak panjang. Kalau marahnya meledak seperti mercon maka wataknya
tentulah bukan penyabar.
Kedua, berkaitan dengan kata 'hasil'. Hubungan 'hasil dan waktu' ialah kecepatan. Orang menuntut hasil yang cepat. Ternyata hasilnya lama, agak lama, bahkan amat lama, sehingga orang kecewa. Dari kecewa berubah
menjadi marah. Sekarang ini banyak orang mengidap penyakit modern "instantisme" . Apa-apa harus cepat. Apa-apa harus segera jadi. Apa-apa harus serba kilat.
Orang tidak sabar untuk antri. Nanti keburu habis dan tidak kebagian. Maka orang lalu main serobot. Orang main potong kompas. Orang tidak sabar mau cepat sampai ke rumah dan istirahat. Maka cari jalan tikus. Atau main
serobot memotong *zigzag* jalan orang.
Orang tidak sabar dan mau cepat kaya. Dari hasil gaji sampai tua juga tidak bakalan kaya. Maka orang tergoda mencari jalan pintas. Jatuh ke dalam KKN dan korupsi. Orang tidak sabar mau cepat pintar. Maka anak diberi les
tambahan. Otaknya dijejal terus dengan berbagai les. Akhirnya anaknya jatuh stress berat. Kurang waktu untuk bermain dan hiburan. Dan akhirnya jadi generasi tidak sabaran. Bahkan jadi generasi pemarah. Lalu main tawuran, baik anak sekolah menengah maupun setelah jadi mahasiswa.
Orang tidak sabaran untuk segera mendapat gelar. Tetapi malas belajar berlama-lama. Maka orang lalu membeli ijazah. Gelar strata satu, dua atau tiga dari dalam maupun luar negeri dapat saja dibeli. Asalkan ia
mampu menyediakan sejumlah besar uang yang diminta untuk itu stock ijazah selalu tersedia.
Ketiga, berkaitan dengan kata 'stress' dan '*stressor*' . Orang meledak amarahnya karena jumlah *stressor *sedikit saja sudah mencapai ambang batas kesabarannya. *Stressor* itu unsur apa saja yang membuat orang
menjadi stress dan meledak amarahnya. Ada yang dengan lima stressor baru marah. Ada yang bisa tahan belasan stressor. Tetapi ada yang tidak mampu menahan bahkan dua atau tiga stressor sekalipun. Tambah satu lagi stressor pastilah meletus mercon amarahnya.
Keempat, berkaitan dengan kata 'kasih'. Kuli yang mengangkut beras di pelabuhan atau gudang cepat lelah. Dan kalau sudah lelah juga cepat menjadi marah. Tetapi seorang ibu yang menggendong anaknya sepanjang hari
tidak marah. Bebannya berat juga tetapi ia tidak marah. Mengapa? Karena ia sayang kepada anaknya. Bobot anaknya tidak dirasakan sebagai beban. Ia fokus pada rasa sayangnya. Ia tidak fokus pada masalah bobot anak yang digendongnya.
Kelima, berkaitan dengan 'kepuasan'. Orang suka menuntut kesempurnaan dari orang lain. Salah sedikit saja bisa membuatnya marah-marah. Ada ibu yang marah terus kepada suami dan anak-anaknya karena kalau habis mandi gayung air tidak ditengkurapkan di bibir bak. Ada yang membiarkan gayung mengambang seperti perahu. Ada pula yang marah-marah karena suami meletakkan sisir tidak pada tempatnya.
Kenapa marah? Karena "berantakan" , katanya. Apanya yang berantakan?
Karena menempatkan barang tidak pada tempatnya. Orang lalu bersikap perfeksionis.
Semua dituntut sempurna. Harus selalu tertata rapi dan sempurna. Ada sampah sedikit marah. Ada koran berantakan marah. Ada gelas minum tergeletak sembarangan marah.
Lalu bagaimana caranya harus melatih kesabaran? Ada orang yang sarafnya korsleting. Data yang masuk tidak keburu masuk dulu ke *neokorteks* . Tetapi langsung nyelonong ke *amygdala*. Terjadi *korsleting* . Untuk yang
pemarah semacam ini memang perlu obat darah tinggi. Obat hipertensi.
Jadi keenam, kata sabar dan marah ada hubungannya dengan kata 'syaraf' dan 'darah'.
Ketujuh kata sabar ada kaitannya dengan kata 'nilai'. Bagi yang sarafnya normal, atau tekanan darahnya normal, lain lagi ceritanya. Sabar itu suatu nilai moral. Tidak semua orang menganutnya. Jika orang tidak mengadopsi
nilai kesabaran maka terjadi sebaliknya. Orang jadi pendek sabar alias pemarah. Jangan dikata hanya soal awam biasa. Yang namanya ulama atau rohaniwan juga banyak yang pemarah. Mukanya berkerut terus. Tidak
pernah damai. Apalagi memancarkan sukacita.
Kedelapan, kata sabar ada kaitannya dengan kata 'rahmat'. Jika kita tidak memiliki kesabaran, bagaimana kita bisa sabar terhadap orang lain. Lha terhadap diri sendiri saja tidak sabar. Misalnya, makan saja tidak sabar. Makan terburu-buru. Mengisi perut tidak ada bedanya dengan mengisi tangki bensin saja. Makanan tidak dikunyah sempurna. Tidak dinikmati citra rasanya.
Mandi saja tidak sabar, mandi tak ubahnya seperti menyiram tanaman.
Asal basah dan adem ya sudah.
Berdoa juga tidak sabaran. Berdoa seperti menembakkan meriam kata-kata yang ditujukan untuk menggempur gerbang sorga. Lima menit berdoa langsung*blek *tidur dan ngorok.
Bila kita memandang kesabaran sebagai suatu rahmat maka kita seyogianya memohon kepada Tuhan agar diberi karunia kesabaran. Karena kasih itu katanya panjang sabar, maka kita juga mohon karunia kasih.
Orang tidak bisa memberi apa yang ia sendiri tidak punya. *Nemo dat quod non habet. Nobody gives anything he/she doesn't have.* Orang tidak bisa memberi nasi kepada pengemis bila di dapurnya sendiri ia tidak mampu lagi menanak nasi.
Karena Allah adalah sumber segala kasih maka manusia harus memohon agar diberikan karunia kasih [dan karena itu dapat pula bonusnya, hadiah kesabaran] dari Allah sendiri.
Kesembilan, karena itu kata sabar akhirnya ada kaitannya dengan kata 'doa'.
Kesimpulannya, kalau kita kurang memiliki kesabaran, atau kekurangan kasih,
mungkin alasan terpenting ialah karena kita kurang berdoa. Atau kita berdoa juga. Tetapi kita terlalu sibuk minta ini itu. Sibuk memohon materi atau fasilitas lainnya. Tetapi kurang bersungguh hati memohon karunia kasih.
Mungkin begitu lho. Bagaimanapun, ini baru merupakan suatu opini belaka.
Sumber : Milis KAS (milis-KAS@yahoogroups.com)
[JS]
Jumat, 06 Februari 2009
KUCARI TUHANKU
Aku mencari TUHAN diantara kuncup bunga
Matahari, berhentilah bersinar tubuhku kepanasan oleh terikmu
Aku mencari TUHAN dengan peluh keringatku
Jalan panjang, hentikan langkahku
Aku mencari TUHAN tertutup silaunya fatamorgana
Laut biru, berhentilah meliuk-liuk
Aku mencari TUHAN dibalik ombakmu
Angin malam, berhentilah berhembus
Aku mencari TUHAN sampai menggigil tubuhku
Bulan sabit, berhentilah tersenyum
Aku mencari TUHAN bersama kedipan bintang
Gelap malam, hentikan kesepianku
Aku mencari TUHAN sebelum terlelap tidur
Kemana lagi ?
Dimana Lagi ?
Aku lelah Tuhan !!!
Ternyata…………………….
TUHAN BERTAHTA DIHATIKU
By : RITA. Semarang, 09 May 2008
KETIKA
rumput yang tidak teratur tingginya, ada kesempatan untuk memotong dan
meratakannya, namun juga ada kesempatan untuk melihat dulu, siapa tahu
ada katak yang bersembunyi di balik semak-semak rumput yang rimbun itu.
Ketika
ada banyak buku bertumpuk dan berceceran di meja belajar, ada
kesempatan untuk menata kembali di almari buku, namun juga ada
kesempatan juga untuk membaca ulang judul-judul buku yang mengesan di
benak kepalaku.
Ketika ada banyak orang yang menjadi jaringan di
facebook dan multiply, ada kesempatan untuk menyapa mereka satu per
satu, atau kesempatan untuk membiarkannya foto foto itu terpampang
tanpa disapa lagi.
Ketika ada banyak telpon dan sms yang
datang silih berganti tanpa kuminta, adakah kesempatan untuk bertanya
keadaanya, "Apakah kamu sehat?" atau kita lebih suka lalu menceritakan
diri sendiri?
Ketika ada banyak siaran televisi yang menarik,
adakah kesempatanku untuk berpikir sebentar, apakah tayangan televisi
itu memberikan pencerahan baru untuk perkembangan hidupku?
Ketika
badan sakit dan rasanya tulang-tulang itu linu rasanya, adakah aku
sempat bermimpi menjadi orang yang sehat, dan akhirnya pun aku
bersyukur, betapa berarti kesehatan itu bagi hidupku bersama orang lain.
Ketika
aku tersinggung dan marah karena dikritik temanku, adakah kesempatan
untuk berpikir positif, dalam diri temanku ini Tuhan mau berbicara
padaku, meski dengan kata-kata yang pedas sekalipun, Tuhan bisa
mengubah kata yang pedas itu menjadi kata yang lembut..di saat aku
berterima kasih pada temanku, "Teman, terima kasih kritikanmu!"
Ketika
aku merasa diriku dibutuhkan oleh banyak orang, adakah kesempatan
bagiku untuk berpikir, akankah aku juga bahagia, bila aku tidak lagi
dibutuhkan karena usiaku yang mulai bertambah, dan tenagaku yang
berkurang?
Ketika banyak orang simpatik denganku, adakah saat
saat yang penting bagiku untuk bertanya -tanya pada diriku, andaikata
aku tidak seperti sekarang ini, masihkah aku juga bisa hidup penuh
kehangatan, walau sapaan orang lain semakin menipis, apalagi kalau cara
pemikiranku, sikapku dan perbuatanku sudah tidak lagi sesuai dengan
keinginan dunia...apakah juga aku rela ditinggalkan sebagai orang yang
dinilai "out of date"?
Ketika ada banyak orang berputus asa
karena tidak ada lagi alasan untuk berharap, adakah inisiatifku untuk
menjadi temannya, "Kawan, bolehkah aku duduk di sampingmu, menemanimu?"
Ataukah yang ada, "Sia-sia belaka menjadi teman, tanpa manfaat! Apalagi
jadi teman orang frustrasi... ? Emang enak, menyenangkan. ..tidak lah
yaauuuuw?"
Ketika ada orang miskin yang berteriak dalam
tangisannya. ..karena tidak lagi mampu berbicara untuk minta makan,
"masihkah ada inisiatifku untuk memberi dia makan?"
Semoga
panggilan Tuhan yang selalu bermunculan di tengah segala macam
ketidakturan, menggerakkan dan menantang hati kita untuk terlibat dan
berpartisipasi membuat sebuah perubahan.
Sumber : Dari Milis KAS
Kerajaan Allah harus diusahakan
Seorang wanita bermimpi masuk ke sebuah toko baru di pasar, dan terkejut, menemukan Tuhan di belakang toko. "Engkau menjual apa di sini?" ia bertanya. "Apa saja yang menjadi keinginan hatimu," kata Tuhan. Hampir tak berani percaya apa yang didengarnya, wanita itu memutuskan minta hal-hal paling baik, yang dapat diinginkan seorang manusia. "Aku minta ketenteraman hati dan cinta dan bahagia dan bijaksana dan bebas dari sakit." katanya, lalu sebagai pikiran kemudian ditambahkan, "Tidak hanya untuk saya. Untuk semua orang di dunia." Tuhan tersenyum. "Kukira, engkau menafsirkan aku salah, nak," kata-Nya. "Kami tidak menjual buah di sini. Hanya benih." (Dikutip dari buku Sang Katak1, Anthony de Mello SJ)
Hidup bahagia tidak datang secara instant, butuh usaha untuk mendapatkannya. Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang kemudian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.
Injil hari ini berbicara tentang usaha manusia untuk bisa masuk Kerajaan Allah.
26Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah,
Mengapa Yesus memilih benih? Benih itu berbentuk kecil, walau dia kecil tetapi didalam benih itu ada banyak aspek kehidupan yang terkandung di dalamnya.. Kitapun seperti itu sekecil apapun kita, Allah memperhitungkan kita untuk tetap layak masuk dalam Kerajaan-Nya.
27lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi,
Mengapa tunas? Tunas adalah lambang kehidupan. Dimana muncul tunas di situ pasti ada kehidupan yang sedang berlangsung. Orang yang ingin masuk Kerajaan Allah harus menampakan adanya kehidupan. Hatinya hidup ketika melihat penderitaan orang-lain. Bukankah orang matipun mempunyai harapan akan kehidupan selanjutnya. Sangat aneh bila orang hidup sudah tidak menampakan adanya kehidupan. Ciri-ciri orang yang tidak menampakkan kehidupan adalah orang yang mulai mati rasa akan kejadian disekelilingnya. Apapun yang terjadi ia tidak merasa harus peduli dengan sekitarnya, Lue-lue, Gue-gue. Egp. Emang gue pikirin. Ini adalah ungkapan orang yang mulai mati rasa.
28Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.
Buah melambangkan hasil. Sebelum sampai pada buah harus ada proses dulu, mula-mula tangkainya, tangkai adalah penghubung dari batang ke buahnya. Suatu pertumbuhan untuk mencapai hasil harus melalui penghubungnya, yaitu usaha, kerja keras, pengorbanan. Tanpa usaha, pengorbanan, kerja keras, kita tidak akan layak masuk dalam Kerajaan Allah.
kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. Untuk bisa layak masuk dalam Kerajaan Allah kita tidak bisa hanya sekali berkorban, kita harus mengumpulkan butir-butir pengorbanan kita agar nampak seperti bulir, dan akhirnya terpadatkan menjadi buah, sehingga kita bisa diperhitungkan masuk dalam Kerajaan Allah.
29Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba."
Apakah teks ini berbicara tentang akhir jaman? Dimana kita akan berhadapan dengan pengadilan dan keputusan bahwa kita layak masuk dalam Kerajaan Allah atau tidak? Saya kira teks ini juga berbicara bahwa kita bisa mulai menikmati Kerajaan Allah ketika kita masih di dunia. Akan tiba saatnya, kerja keras, pengorbanan, buah-buahnya akan kita rasakan ketika kita masih di dunia. Bukankah di mana ada kedamaian, di situlah kita merasakan Kerajaan Allah? Ingatlah Doa Bapa Kami: ....datanglah Kerajaan-Mu, di atas Bumi seperti di dalam Surga...
Saudara, mengalami Kerajaan Allah tidak perlulah kita menunggu sampai kita mati baru merasakan, Kerajaan Allah itu sudah bisa dirasakan ketika kita saling memberikan buah yang menghidupkan. Saudara, apakah kehadiran kita membuat orang-lain banyak kali tersenyum seperti layaknya menikmati buah manis, segar, terpuaskan? Atau kehadiran kita membuat orang-lain berkerut, mengernyit menahan tajamnya asam dari kata-kata dan perilaku kita bahkan meludah karena pahit dan tak ingin bertemu kita lagi? Semoga Injil hari ini bisa mengubah kita menjadi lebih baik.
Semoga.
Jansi
(dari Milis KAS)
Minggu, 01 Februari 2009
Sidang Dewan Pleno
Anda ingin melihat laporan kinerja 2008 dan rencana program kerja 2009?
akan disajikan segera
bersabarlah