Asal-mula Masa Adven
oleh: Romo William P. Saunders *
Masa Liturgi Adven menandai masa persiapan rohani umat beriman sebelum Natal. Adven dimulai pada hari Minggu terdekat sebelum Pesta St. Andreas Rasul (30 November). Masa Adven berlangsung selama empat hari Minggu dan empat minggu persiapan, meskipun minggu terakhir Adven pada umumnya terpotong dengan tibanya Hari Natal.
Masa Adven mengalami perkembangan dalam kehidupan rohani Gereja.
Tim Kerja Komunikasi Sosial
Dewan Paroki Gereja Santo Paulus Sendangguwo Semarang
jalan Dr.Muwardi 7, Sendangguwo
Semarang - Indonesia
telp. +62 024 - 6711509
Senin, 23 November 2009
Memahami pesan lambang korona Adven
Label:
bina iman
Memahami pesan lambang korona Adven
(Bacaan rohani: Rumah Mistik dari Nasaret, Buku Legio Mariae, hlm. 142 – 143)
• Sejak jaman dahulu korona dipandang sebagai lambang kemenangan, yang ditaruh atas kepala sang pemenang. Korona Adven adalah tanda penghormatan kita kepada Yesus Kristus, yang pada akhir jaman akan datang sebagai pemenang yang jaya atas kuasa dosa dan maut. Sehubungan dengan itu korona Adven juga dipandang sebagai tanda kesela-matan yang dihasilkan Kristus bagi kita.
(Bacaan rohani: Rumah Mistik dari Nasaret, Buku Legio Mariae, hlm. 142 – 143)
• Sejak jaman dahulu korona dipandang sebagai lambang kemenangan, yang ditaruh atas kepala sang pemenang. Korona Adven adalah tanda penghormatan kita kepada Yesus Kristus, yang pada akhir jaman akan datang sebagai pemenang yang jaya atas kuasa dosa dan maut. Sehubungan dengan itu korona Adven juga dipandang sebagai tanda kesela-matan yang dihasilkan Kristus bagi kita.
Jumat, 20 November 2009
Doa Bapa Kami, doa yang sempurna
Label:
bina iman
Doa Bapa Kami, doa yang sempurna
Ditulis oleh Ingrid Listiati
Pendahuluan
Ingatan saya melayang ke tahun-tahun yang silam, ketika saya masih bergabung dalam kegiatan mudika. Dalam kegiatan mudika waktu itu, kelihatannya tak banyak orang yang dengan suka cita mau menawarkan diri untuk memimpin doa. Kebanyakan, harus ditanya dahulu, dan jawabannya tak jarang yang seperti ini, “Kamu saja, ah, aku masih belum berani….”
Ditulis oleh Ingrid Listiati
Pendahuluan
Ingatan saya melayang ke tahun-tahun yang silam, ketika saya masih bergabung dalam kegiatan mudika. Dalam kegiatan mudika waktu itu, kelihatannya tak banyak orang yang dengan suka cita mau menawarkan diri untuk memimpin doa. Kebanyakan, harus ditanya dahulu, dan jawabannya tak jarang yang seperti ini, “Kamu saja, ah, aku masih belum berani….”
Langganan:
Postingan (Atom)