Panitia Natal 2008 Paroki kita sudah terbentuk. Berdasarkan presentasi yang telah disampaikan oleh ketua panitia, yaitu Bapak JR. Prayitno (Wilayah G.) konsentrasi panitia lebih pada koordinasi pelaksanaan Misa Kudus pada Malam Natal, Natal Pagi, Natal dan Natal Sore.
Kegiatan PIA juga tidak berbeda dengan tahun sebelumnya, Misa Natal pagi dengan melibatkan anak-anak, mengundang Sinterklas, dan rencananya sesudah Misa selesai, anak=anak akan diberi bingkisan.
Paket Natal. Mulai tahun ini tidak akan dibagikan PAKET NATAL untuk umat di lingkungan-lingkungan. Paket Natal hanya akan dibagikan untuk masyarakat sekitar gereja. Sebagai ganti, maka Bidang Pelayanan Masyarakat akan memberikan Karitatif Pemberdayaan, yaitu berupa bantuan karitatif untuk umat yang sungguh membutuhkan, misalnya rumahnya masih tanah, maka akan diberikan bantuan semen dan pasir untuk plesteran, dan yang lain-lain.
Semoga Perayaan Natal 2008 nanti dapat berlangsung lancar, aman, dan khidmat, sehingga kelahiran Yesus yang kita rayakan memberi berkat dan rahmat bagi kehidupan iman kita.
Tim Kerja Komunikasi Sosial
Dewan Paroki Gereja Santo Paulus Sendangguwo Semarang
jalan Dr.Muwardi 7, Sendangguwo
Semarang - Indonesia
telp. +62 024 - 6711509
Rabu, 26 November 2008
Kami mengasihimu, pastor!
Ada suatu percakapan antara dua orang ibu, Tina dan Suti. Tina bertanya kepada Suti “Anak kamu kalau sudah besar ingin menjadi apa?” Suti menjawab, anakku ingin menjadi dokter bedah. Bagaimana dengan anak kamu yang selalu juara, Tina?” Kemudian Tina menjawab “Anakku ingin menjadi pastor.” Suti terdiam, dan perlahan-lahan berkata “Ehm… sayang juga ya, pintar-pintar kok mau jadi pastor.”
Disinikah kita melihat, seolah-olah kalau yang bagus dan baik, jangan menjadi pastor. Padahal kita melihat di Alkitab bahwa hanya yang terbaik sajalah yang dipersembahkan kepada Allah. Kita melihat bagaimana pemilihan kurban bakaran selalu memilih kurban yang terbaik (Im 14:10). Minyak yang dipakai di bait Allah, juga minyak yang terbaik (Bil 18:12). Hanya yang terbaiklah yang dapat kita persembahkan kepada Tuhan, termasuk imam.
Kalau kita renungkan, kita dapat mengatakan bahwa keberhasilan suatu paroki dalam membina umatnya dapat diukur dari berapa banyak kaum muda yang menjawab panggilan menjadi pastor dari paroki yang bersangkutan. Semakin baik kehidupan spiritual paroki tersebut, maka akan semakin banyak kaum muda yang terpanggil menjadi pastor, karena keinginan untuk menjadi pastor dimulai dari keluarga dan juga dari lingkungan gereja. Jadi hal pertama yang perlu kita renungkan adalah: berapakah yang menjadi pastor dari parokiku? Kalau jawabannya tidak ada, maka perlu dipikirkan bagaimana untuk menggalakkan panggilan, sehingga putera-puteri yang terbaik dari paroki masing-masing dapat menjadi pastor atau suster.
Bukan engkau yang memilih-Ku, namun Aku yang memilihmu
Namun yang terbaik menurut ukuran kita, bukanlah yang terbaik untuk ukuran Tuhan. Jadi, kalau mau ditanya siapa yang layak untuk menjadi pastor? Jawabnya adalah “tidak ada yang layak.” Namun, di tengah ketidaklayakan inilah, Tuhan memilih mereka, sama seperti Tuhan memilih Daud (1 Sam 16:6-13). Nabi Samuel berfikir dan ingin mengambil keputusan berdasarkan penilaian panca indera. Namun dikatakan bahwa Tuhan melihat hati. Dan karena inilah, Tuhan memilih Daud, seorang yang berkenan di hati-Nya(1 Sam 13:14).
Baca lengkap di : www.katolisitas.org
Disinikah kita melihat, seolah-olah kalau yang bagus dan baik, jangan menjadi pastor. Padahal kita melihat di Alkitab bahwa hanya yang terbaik sajalah yang dipersembahkan kepada Allah. Kita melihat bagaimana pemilihan kurban bakaran selalu memilih kurban yang terbaik (Im 14:10). Minyak yang dipakai di bait Allah, juga minyak yang terbaik (Bil 18:12). Hanya yang terbaiklah yang dapat kita persembahkan kepada Tuhan, termasuk imam.
Kalau kita renungkan, kita dapat mengatakan bahwa keberhasilan suatu paroki dalam membina umatnya dapat diukur dari berapa banyak kaum muda yang menjawab panggilan menjadi pastor dari paroki yang bersangkutan. Semakin baik kehidupan spiritual paroki tersebut, maka akan semakin banyak kaum muda yang terpanggil menjadi pastor, karena keinginan untuk menjadi pastor dimulai dari keluarga dan juga dari lingkungan gereja. Jadi hal pertama yang perlu kita renungkan adalah: berapakah yang menjadi pastor dari parokiku? Kalau jawabannya tidak ada, maka perlu dipikirkan bagaimana untuk menggalakkan panggilan, sehingga putera-puteri yang terbaik dari paroki masing-masing dapat menjadi pastor atau suster.
Bukan engkau yang memilih-Ku, namun Aku yang memilihmu
Namun yang terbaik menurut ukuran kita, bukanlah yang terbaik untuk ukuran Tuhan. Jadi, kalau mau ditanya siapa yang layak untuk menjadi pastor? Jawabnya adalah “tidak ada yang layak.” Namun, di tengah ketidaklayakan inilah, Tuhan memilih mereka, sama seperti Tuhan memilih Daud (1 Sam 16:6-13). Nabi Samuel berfikir dan ingin mengambil keputusan berdasarkan penilaian panca indera. Namun dikatakan bahwa Tuhan melihat hati. Dan karena inilah, Tuhan memilih Daud, seorang yang berkenan di hati-Nya(1 Sam 13:14).
Baca lengkap di : www.katolisitas.org
Kamis, 20 November 2008
Apakah Tuhan menciptakan kejahatan?
Label:
bina iman
Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal itu menantang
mahasiswa-mahasiswa nya dengan pertanyaan ini, "Apakah Tuhan menciptakan
segala yang ada?". Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, "Betul, Dia
yang menciptakan semuanya".
"Tuhan menciptakan semuanya?" Tanya professor sekali lagi. "Ya, Pak,
semuanya" kata mahasiswa tersebut.
Profesor itu menjawab, "Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan
menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita
bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa
Tuhan itu adalah kejahatan."
Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut.
Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia
telah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos. Mahasiswa lain
mengangkat tangan dan berkata, "Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?"
"Tentu saja," jawab si Profesor
Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, "Profesor, apakah dingin itu ada?"
"Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada.
Kamu tidak pernah sakit flu?" Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa
lainnya.
Mahasiswa itu menjawab, "Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada.
Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan
panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel
menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan
kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas.
Mahasiswa itu melanjutkan, "Profesor, apakah gelap itu ada?"
Profesor itu menjawab, "Tentu saja itu ada."
Mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi anda salah, Pak. Gelap itu juga tidak
ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita
pelajari, gelap tidak. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan
cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang
setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap.
Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di
ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan
cahaya."
Akhirnya mahasiswa itu bertanya, "Profesor, apakah kejahatan itu ada?"
Dengan bimbang professor itu menjawab, "Tentu saja, seperti yang telah
kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari. Banyak
perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara
tersebut adalah manifestasi dari kejahatan."
Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi Anda salah,
Pak. Kajahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti
dingin atau gelap, kejahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk
mendeskripsikan ketiadaan Tuhan. Tuhan tidak menciptakan kEjahatan.
Kajahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan dihati manusia.
Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul
dari ketiadaan cahaya."
Profesor itu terdiam. Nama mahasiswa itu adalah Albert Einstein.
mahasiswa-mahasiswa nya dengan pertanyaan ini, "Apakah Tuhan menciptakan
segala yang ada?". Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, "Betul, Dia
yang menciptakan semuanya".
"Tuhan menciptakan semuanya?" Tanya professor sekali lagi. "Ya, Pak,
semuanya" kata mahasiswa tersebut.
Profesor itu menjawab, "Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan
menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita
bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa
Tuhan itu adalah kejahatan."
Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut.
Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia
telah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos. Mahasiswa lain
mengangkat tangan dan berkata, "Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?"
"Tentu saja," jawab si Profesor
Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, "Profesor, apakah dingin itu ada?"
"Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada.
Kamu tidak pernah sakit flu?" Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa
lainnya.
Mahasiswa itu menjawab, "Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada.
Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan
panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel
menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan
kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas.
Mahasiswa itu melanjutkan, "Profesor, apakah gelap itu ada?"
Profesor itu menjawab, "Tentu saja itu ada."
Mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi anda salah, Pak. Gelap itu juga tidak
ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita
pelajari, gelap tidak. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan
cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang
setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap.
Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di
ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan
cahaya."
Akhirnya mahasiswa itu bertanya, "Profesor, apakah kejahatan itu ada?"
Dengan bimbang professor itu menjawab, "Tentu saja, seperti yang telah
kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari. Banyak
perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara
tersebut adalah manifestasi dari kejahatan."
Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi Anda salah,
Pak. Kajahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti
dingin atau gelap, kejahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk
mendeskripsikan ketiadaan Tuhan. Tuhan tidak menciptakan kEjahatan.
Kajahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan dihati manusia.
Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul
dari ketiadaan cahaya."
Profesor itu terdiam. Nama mahasiswa itu adalah Albert Einstein.
Rabu, 19 November 2008
Kunjungan FKUB
Label:
peristiwa
Baru-baru ini Paroki kita dikunjungi oleh Forum Komunikasi Umat Beragama dari Pusat dan Propinsi sebanyak kurang lebih 50 orang. Dalam kunjungan ini mereka mengadakan dialog dan tanya jawab tentang hubungan sesama umat dan umat beragama lain. Para tokoh yang datang dari Pusat menanyakan pula bagaimana mengembangkan dan menghidupkan kaum muda agar menjadi pribadi-pribadi yang tangguh. Dari Paroki Santo Paulus, selain Romo Agus langsung yang menyambut, juga pengurus harian, para tokoh umat, camat pedurungan, luruh kalicari dan tokoh umat sekitar gereja. Dalam kunjungan ini juga sekaligus menyampaikan bantuan sebesar Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)
Ekaristi Kaum Muda
Label:
peristiwa
Acara EKM ini kami adakan dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan. Tema yang diusung dalam acara ini adalah ”Spirit Carries On” yang berarti ”semangat yang masih terbawa”. Maksud dari tema ini adalah, semangat Yesus dan semangat pejuang yang masih hidup dalam diri kita dan masih kita bawa sampai saat ini.
EKM ini dipimpin oleh Romo Petrus Bimo Handoko, MSF. Misa yang diadakan pukul 17.30 ini sangat meriah, terbukti dengan banyaknya antusiasme kaum muda yang hadir dalam misa tersebut. Misa diiringi oleh kelompok paduan suara dari Persekutuan Doa Vesel. Petugas tata tertib dalam misa EKM dari Mudika Plamongan Indah. Petugas Persembahan dalam misa tersebut dari Mudika wil A dan Mudika wil D2. Kita juga dibantu oleh Mudika lingkungan Matius (F1) dalam penataan parkir.
Yang unik dalam acara ini adalah dekorasi yang khas jaman dulu dengan adanya 2buah sepeda kuno (sepeda kumbang). Misa juga diisi dengan kirab bendera yang dilanjutkan pembacaan teks Sumpah Pemuda. Persembahan dalam EKM kali ini juga berbeda lho, buah, bunga, kolekte, roti dan anggur tetap ada tapi ada tambahan
Bendera Merah Putih : lambang Nasionalisme Kaum Muda
Alkitab : lambang Keimanan Kaum Muda
Buku Pengetahuan : lambang Intellegensia Kaum Muda.
Setelah misa selesai umat disuguhi penampilan yang atraktif dan menarik dari kelompok beladiri Capoeira yang diadakan di depan bangsal. Capoeira dipersembahkan oleh teman-teman dari ”Amizade de Capoerista Semarang”.
Setelah penampilan capoeira selesai, umat diajak untuk menonton film berjudul ”The Missions” yang diputar di Bangsal Pastoran. Acara ini benar-benar gratis dan tanpa pungutan sama sekali. Tidak lupa kami juga adakan doorprize. Acara selesai pukul 21.30.(Rengga)
EKM ini dipimpin oleh Romo Petrus Bimo Handoko, MSF. Misa yang diadakan pukul 17.30 ini sangat meriah, terbukti dengan banyaknya antusiasme kaum muda yang hadir dalam misa tersebut. Misa diiringi oleh kelompok paduan suara dari Persekutuan Doa Vesel. Petugas tata tertib dalam misa EKM dari Mudika Plamongan Indah. Petugas Persembahan dalam misa tersebut dari Mudika wil A dan Mudika wil D2. Kita juga dibantu oleh Mudika lingkungan Matius (F1) dalam penataan parkir.
Yang unik dalam acara ini adalah dekorasi yang khas jaman dulu dengan adanya 2buah sepeda kuno (sepeda kumbang). Misa juga diisi dengan kirab bendera yang dilanjutkan pembacaan teks Sumpah Pemuda. Persembahan dalam EKM kali ini juga berbeda lho, buah, bunga, kolekte, roti dan anggur tetap ada tapi ada tambahan
Bendera Merah Putih : lambang Nasionalisme Kaum Muda
Alkitab : lambang Keimanan Kaum Muda
Buku Pengetahuan : lambang Intellegensia Kaum Muda.
Setelah misa selesai umat disuguhi penampilan yang atraktif dan menarik dari kelompok beladiri Capoeira yang diadakan di depan bangsal. Capoeira dipersembahkan oleh teman-teman dari ”Amizade de Capoerista Semarang”.
Setelah penampilan capoeira selesai, umat diajak untuk menonton film berjudul ”The Missions” yang diputar di Bangsal Pastoran. Acara ini benar-benar gratis dan tanpa pungutan sama sekali. Tidak lupa kami juga adakan doorprize. Acara selesai pukul 21.30.(Rengga)
Langganan:
Postingan (Atom)